Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gaya Kahiyang Ayu di IFW 2025, Anggun Pakai Tenun Kimono dari Samosir
Advertisement . Scroll to see content

Viral Busana Ini Terinspirasi Hutan Tropis yang Magis, Mejeng di IFW 2025

Senin, 02 Juni 2025 - 21:54:00 WIB
Viral Busana Ini Terinspirasi Hutan Tropis yang Magis, Mejeng di IFW 2025
Koleksi ini terinspirasi dari hutan topis. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Runway Indonesia Fashion Week atau IFW 2025 menyajikan begitu banyak karya fashion buah tangan desainer. Beberapa koleksi mampu menghadirkan keindahan wastra Nusantara dengan cara yang modern tapi tetap mengedepankan budaya. 

Namun, ada satu yang cukup mencuri perhatian yaitu koleksi Habitat rancangan KHAYAE yang digawangi oleh Elok Re Napio, Mawadah Maslikhan Ilona, Yati Silvia, dan Nathania Caya Dewi. Bukan hanya indah secara visual, tapi ternyata sarat akan makna mendalam. 

Seperti apa cerita di balik busana rancangan KHAYAE tersebut? Lalu, apa keistimewaannya dibanding karya fashion lain? 

Koleksi fashion di IFW 2025. (Foto: Istimewa)
Koleksi fashion di IFW 2025. (Foto: Istimewa)

Menurut Mawadah Maslikhan Ilona, koleksi yang ditampilkan di IFW 2025 ini mengeksplorasi hubungan antara manusia, lingkungan, dan identitas melalui interpretasi artistik terhadap berbagai habibat di dunia, mulai dari rimba tropis, gurun yang sunyi, lautan dalam, hingga kota urban yang padat. 

Setiap segmennya menampilkan bagaimana pakaian bisa menjadi rumah bagi ekspresi diri, budaya, dan alam yang membentuk manusia saat ini. 

"Segmen yang kami angkat menyoroti hutan sebagai habitat alami dan spiritual tempat budaya leluhur tumbuh dan berakar," kata Ilona pada iNews.id, Senin (2/6/2025). 

Dia menambahkan, hutan bukan hanya ruang ekologis, tapi juga ruang sakral, tempat upacara adat, sumber daya alam, dan mitologi. Karena itu, koleksi ini menggambarkan simbiosis antara manusia, alam, dan budaya melalui siluet menyerupai batang pohon, akar, lumut, dan dedaunan. 

Jika didetailkan, koleksi ini terbagi dalam tiga item, pertama adalah gaun panjang dengan potongan flowu dan ujung yang menyerupai akar menjuntai. Lalu ada cape menyerupai kanopi atau sayap burung hutan, dan atasan berbahan texture yang menyerupai kulit pohon. 

Material yang dipakai adalah tenun bulu dan kain daur ulang. Kemudian dihadirkan juga felted teknik yang menciptakan efek lumut atau permukana pohon yang cukup realistis. Lalu, ada teknik timbul yang memberi kesan siluet akar hingga makhluk hutan seperti kupu-kupu, tokek, dan burung. 

"Tenun bulu dipilih karena memiliki karakteristik yang kuat, bertekstur alami, dan sangat representatif terhadap narasi akar budaya serta habitat hutan tropis Indonesia," ujar Ilona. 

Busana terinspirasi hutan tropis. (Foto: Istimewa)
Busana terinspirasi hutan tropis. (Foto: Istimewa)

Dia menambahkan, "Serat dan tampilan 'bulu'-nya menggambarkan organik, akar, bahkan tekstur batang pohon, menguatkan imajinasi visual tentang rimba leluhur. Selain itu, tenun bulu adalah warisan wastra yang belum banyak dieksplorasi dalam konteks modest fashion kontemporer, sehingga koleksi ini sekaligus menjadi bentuk pengangkatan kembali potensi wastra nusantara yang unik dan underrated."

Menariknya lagi, busana berwarna hijau lumut, coklat tanah, krem akar, hitam batu, dan merah saga dengan sentuhan aksen emas matte untuk kesan magis ini menggunakan pewarna alam yang menurut Ilona adalah bentuk sikap desainer, bukan sekadar estetika. 

"Kami sadar bahwa secara komersial pewarna alam masih menantang, tetapi justru karena itu penting untuk diangkat. Pewarna alam menyimpan pengetahuan leluhur, lebih ramah lingkungan, dan memberi nuansa warna yang hidup dan jujur," katanya. 

"Memang, harganya lebih tinggi karena prosesnya panjang dan handmade, tapi kami ingin mengedukasi pasar bahwa value tidak hanya di harga, melainkan di cerita, proses, dan dampak jangka panjangnya terhadap bumi dan budaya," tambah Ilona. 

Terlepas dari makna mendalam di balik koleksi ini, Ilona memberi pesan kepada generasi muda bahwa fashion bukan hanya tentang tren, tapi tentang identitas dan keberlanjutan. 

"Kami ingin menginspirasi mereka untuk berani mengeksplorasi tradisi dengan sudut pandang baru, berani memakai busana yang punya makna, dan menjadi konsumen yang sadar bahwa pilihan mereka punya dampak. Tradisi bukan sesuatu yang kuno, tapi hidup selama kita menjaganya dan mengemasnya dengan bahasa zaman," kata Ilona. 

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut