Viral Video Uya Kuya Diduga di Bandara usai Rumahnya Digeruduk Massa

JAKARTA, iNews.id - Viral di media sosial video memperlihatkan artis sekaligus anggota DPR Komisi IX Uya Kuya alias Surya Utama tengah berada di bandara. Videonya pun viral di media sosial.

Seorang netizen dengan nama akun @mas*** membagikan video yang memperlihatkan Uya Kuya berada di bandara. Di momen itu, dia mengenakan beanie putih, selaras dengan long sleeve Gucci putihnya.

Baca Juga

Tanggal 7 Juli Diusulkan Jadi Hari Durian Malaysia?

Uya Kuya tampak sibuk telponan dengan seseorang. Dia pun terlihat kikuk saat ada di antara penumpang pesawat lainnya.

"Mau flight ke USA keknya," tulis di netizen, dikutip Minggu (31/8/2025).

Baca Juga

Innalillahi, Cinta Kuya Berduka Cita

Video ini viral dan telah ditonton banyak sekali netizen. Namun yang pasti, belum diketahui kapan video ini diambil, dan di bandara mana Uya berada termasuk tujuannya.

Meski begitu, netizen tampak menumpahkan emosinya di kolom komentar. "Halo bang Kuya, mau kabur, ya," kata @ari***.

Baca Juga

Uya Kuya Ikhlas Barang-barangnya Diambil Massa, Sedih Kucing Ikut Dibawa

"Netizen Indo emang best," ujar @eck***.

Baca Juga

Detik-detik Rumah Uya Kuya Digeruduk Massa, Polisi Turun Tangan

"Sekarang aja sok sopan," ungkap @lat***.

Di sisi lain, beredar juga rekaman video amatir yang direkam netizen dan memperlihatkan situasi di depan salah satu apartemen. Menurut informasi yang beredar, Uya Kuya bersembunyi di dalam bangunan tersebut.

Namun, lagi-lagi belum dapat dipastikan kebenaran kabar ini. Kabar yang pasti, kediaman Rumah Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, rusak dan barang-barang telah lenyap.

Dalam pernyataan terpisah, Uya Kuya mengaku ikhlas rumah dijarah dan dibakar.

"Aku ikhlas saja, enggak apa-apa aku ikhlas. Cuma, yang sedih kucing-kucing, makhluk hidup dijarah," katanya.

Pesan Redaksi iNews:

Suarakan aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, tapi jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah. Jaga ketertiban, hargai sesama, dan tunjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

Editor: Muhammad Sukardi