Wardatina Mawa Bicara soal Damai, Maafkan Inara Rusli dan Insanul Fahmi?

JAKARTA, iNews.id - Unggahan Instagram terbaru influencer Wardatina Mawa menjadi sorotan publik. Bagaimana tidak, dia membahas soal perdamaian. 

Apakah damai yang dimaksud Wardatina Mawa ada kaitannya dengan harapan yang diinginkan Inara Rusli dan Insanul Fahmi? Ini fakta sebenarnya. 

Baca Juga

Menikmati Car Free Night Jelang Tahun Baru 2026 di 8 Titik Perayaan Jalan Protokol Jakarta

Dalam unggahan Instastory terbaru, Wardatina Mawa mengatakan kalau dirinya memutuskan untuk berdamai dengan keadaan. Pilihan itu menurutnya yang terbaik untuk menutup tahun 2025. 

"Part 365 hampir selesai. Tahun ini adalah tahun yang penuh dengan plot twist, penuh pelajaran, penuh rasa sakit, ada tawa dan ada juga air mata. Lalu akhirnya semua itu harus diakhiri dengan cara berdamai dengan keadaan," kata Mawa, dikutip Rabu (31/12/2025). 

Baca Juga

Inara Rusli Ngaku Lega Pilih Jalan Damai dengan Insanul: Kedua Keluarga Bertemu

Mawa menjelaskan, hari demi hari yang dilewati di 2025 ini membuatnya banyak belajar tentang arti menerima. Menerima takdir yang tidak bisa dipaksakan untuk sesuai dengan yang dia mau, menerima dirinya yang tidak selalu kuat. 

"Walau begitu, aku selalu berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa apa pun yang terjadi sekarang adalah proses yang akan mengantarkan aku ke titik yang lebih baik," ungkap Mawa. 

Baca Juga

Buya Yahya Jadi Mediator Perdamaian Inara Rusli dan Insanul Fahmi

"Aku bangga pada diriku sendiri yang sudah berusaha keras dengan baik dan berjuang hingga sejauh ini. Meski beberapa hal masih belum terwujud dan belum sesuai dengan harapan, tidak mengapa," sambungnya. 

Di penghujung curhat, Mawa mengatakan, "Nikmati saja hujan badainya. Hiduplah sebaik mungkin sekencang apa pun badainya, seberat apa pun cobaannya, karena setelah badai akan datang pelangi yang indah." 

Sebelumnya, Inara Rusli berharap Wardatina Mawa akan menerima ajakan perdamaiannya. Inara berharap, laporan yang dilayangkan Mawa di Polda Metro Jaya atas kasus dugaan perselingkuhan dan perzinaan dapat ditarik.

Editor: Muhammad Sukardi