Wika Salim Terharu sampai Mau Nangis di Depan Gus Miftah, Lho Kenapa?

JAKARTA, iNews.id - Penyanyi dangdut Wika Salim berkaca-kaca di depan Gus Miftah. Air matanya hampir menetes. Ada apa gerangan?

Rasa haru Wika tak tertahankan ketika Gus Miftah menunjukkan foto kedua orangtuanya. Saat itu Wika hadir sebagai tamu dalam program “Ngobrol Bareng Gus Miftah” di iNews, Jumat (22/1/2021) malam. Wika menceritakan seputar karier dan hobinya dalam tajuk “Harta, Sepeda dan Wika”.

Baca Juga

Menbud Tinjau Pameran Perang Aceh Melawan Penjajah Belanda 1873-1903, Ruang Edukasi Sejarah

“Coba kita lihat foto ini, ungkapkan kata hatimu ketika melihat foto-foto ini,” kata Gus Miftah. Layar di belakang mereka lantas mempertontonkan foto seorang pria dan perempuan tengah berpelukan. 

“Siapa ini,” tanya Gus Miftah.

Baca Juga

Los Dol! Malam Ini Pukul 20.00 di iNews, Gus Miftah Ngobrol Bareng Denny Caknan

“Ini papa dan mama,” tutur Wika.

Gus Miftah lantas meminta Wika untuk mengungkapkan kata hatinya melihat foto tersebut.

Baca Juga

Wika Salim Bisa Bikin Salfok Juri The Next Didi Kempot

“Sayang banget, sayang banget (sama mereka). Pokoknya… aduh aku sedih kalau dikasih foto orangtua,” ucap penyanyi yang memiliki 3,8 juta pengikut (followers) di Instagram tersebut.

Sesaat Wika kesulitan untuk mendiskripsikan. Dia pun bingung mau bicara apa karena tidak ada yang bisa menggantikan peran orangtua.

“Karena mereka gak pernah nuntut aku sama sekali, sampai detik ini, gak pernah. Aduh, luar biasa, gak ada yang bisa menggantikan kehebatan kedua orangtuaku,” ucapnya, seraya berkaca-kaca.

“Aahh, jadi meleleh,” ucapnya, seraya menyeka mata.

Dalam perbincangan ini Wika juga menuturkan perjalanan hidupnya. Sebelum menjadi terkenal, dia memulai karier sebagai penyanyi 'tarkam'. Dari SMP perempuan bernama asli Wika Febriana Putri ini sudah menyanyi dangdut di acara kawinan dari kampung ke kampung.

Adapun Gus Miftah juga berpesan kepada Wika Salim yang hobi bersepeda. "Tetap hati-hati di jalan. Karena jatuh di aspal tak seindah jatuh di pelukan mantan," ujar Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta ini.

Editor: Zen Teguh