Yayan Ruhian Kolaborasikan Berbagai Seni Bela Diri dalam Film Wira
JAKARTA, iNews.id – Kontribusi Yayan Ruhian sangat besar di film ‘Wira’, baik sebagai pemain film dan koreografer. Dia harus menggabungkan banyak elemen dari aneka jenis bela diri untuk film tersebut.
"Karena untuk koreografi film aksi ini, saya harus melihat skrip, keinginan director, dan melihat siapa pelakunya - apa basic bela dirinya. Misalnya saya di pencak silat dan Hairul (Azreen) di taekwondo," kata Yayan saat ditemui di Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.
Dengan mengetahui dasar ilmu bela diri yang dikuasai aktor, kata Yayan, akan membuatnya nyaman untuk melakoni adegan tersebut, serta semakin mempercantik adegan laga di depan kamera.
Lebih lanjut, Yayan mengatakan proses persiapan untuk film ‘Wira’ hampir mirip dengan apa yang telah dia lakukan di film ‘The Raid’ (2011). Tiap aktor harus menguasai bela diri yang sesuai dengan penokohan masing-masing.
"Sebelum syuting, kita lakukan persiapan tiga bulan. Selama pelatihan ini, misalnya Hairul (Azreen), dia sebagai seorang komando, jadi bela dirinya lengkap - mulai dari teknikal, pesilat, dan street fighting selayaknya warga biasa," kata dia.
"Selama tiga bulan itu dipersiapkan, dan saya sebagai koregrafer harus menyesuaikan dengan koridor-koridor itu," ujar aktor yang membintangi ‘Star Wars: The Force Awakens’ (2015) itu.
Secara keseluruhan, Yayan menilai seluruh tim produksi dan aktor-aktor yang terlibat bekerja dengan baik. Bahkan, tak jarang mereka memberikan masukan satu sama lain untuk memperkuat tampilan di film itu.
Sementara itu, ‘Wira’ bercerita tentang Hassan (Hairul Azreen) yang meninggalkan keluarganya sejak dia masih muda untuk menjadi seorang tentara, dan menjauh atas ketidakadilan yang dialami keluarga dan komunitasnya yang ditindas oleh Raja (Dain Said).
Penayangan perdana film garapan sutradara Malaysia, Adrian Teh itu dimulai pada 30 Januari di bioskop-bioskop CGV Indonesia. Selain Indonesia, film ini juga ditayangkan di sejumlah negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja.
Editor: Tuty Ocktaviany