WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden marah dengan aksi peretasan yang dialami beberapa lembaga pemerintah dan swasta. Dia menyebut kejadian ini sebagai pelanggaran keamanan siber besar-besaran yang memengaruhi ribuan korban, termasuk perusahaan dan entitas pemerintah federal AS.
Menurut dia pemerintahan yang segera terbentuk menjadikan keamanan siber sebagai prioritas utama untuk diterapkan di setiap tingkat pemerintahan. Pengungkapan pelanggaran ini juga akan menjadi prioritasnya setelah dilantik pada Januari 2021.
Para pelaku harus bertanggung jawab dan membayar dengan harga mahal atas serangan tersebut.
Para hacker menyerang sistem teknologi informasi institusi pemerintah serta swasta. Badan nuklir Amerika Serikat dan pemerintah tiga negara bagian menjadi korban terbaru pelaku peretasan yang diduga berasal dari Rusia itu.
Namun pemerintah Rusia membantahnya.
Editor: Anton Suhartono