JAKARTA, iNews.id – Ribuan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) menggelar aksi damai di depan kantor Kenenterian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Senin (6/10/2025). Massa yang berjumlah ribuan itu menuntut kejelasan penempatan kerja dan peningkatan kinerja lembaga terkait, terutama dalam program Government to Government (G to G) Korea.
Dengan mengenakan celana hitam dan kemeja putih, para peserta aksi menyuarakan aspirasi agar BP2MI segera menyelesaikan proses penyerapan roster Service 2 serta mempercepat penanganan daftar tunggu penempatan yang dinilai menumpuk terlalu lama.
Koordinator aksi, Azis Yurianto, menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan atas lambannya penanganan program G to G Korea. “Kami meminta BP2MI menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan persoalan daftar tunggu dan melakukan koordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, dan DPR untuk menekan pemerintah Korea agar menambah kuota penempatan,” ujar Azis di sela-sela aksi.
Ia juga mendorong agar pimpinan BP2MI melakukan langkah konkret dengan melakukan kunjungan kerja langsung ke Korea Selatan. “Kami berharap Menteri P2MI bisa berangkat sendiri, bukan hanya mengirim perwakilan, agar dapat berdialog langsung dengan MOEL dan HRDK Seoul serta membuka jaringan pemasaran tenaga kerja Indonesia di sana,” tambahnya.
Azis menyoroti ketidaksesuaian data kuota penempatan yang dinilai membingungkan para calon pekerja. “Direktur penempatan sempat menyampaikan kuota 8.200, tapi yang terealisasi hanya 4.200. Pertanyaannya, 4.000 lainnya ke mana?” ujarnya. Ia juga menagih kejelasan janji BP2MI terkait kuota manufaktur tahun 2025. “Dalam video viral disebutkan 8.200 orang, tapi belakangan diumumkan hanya 4.000. Kami hanya ingin transparansi,” tegasnya.
Aksi tersebut berjalan tertib dengan pengawalan aparat kepolisian. Para peserta berharap aspirasi mereka dapat menjadi perhatian serius pemerintah agar penempatan pekerja migran ke Korea kembali berjalan lancar dan lebih terbuka bagi seluruh calon tenaga kerja.
Editor: Yudistiro Pranoto