Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 1.000 Jurus Israel Cegah Berdirinya Negara Palestina
Advertisement . Scroll to see content

Kelaparan Massal dan Teror ke Tim Medis Jadi Senjata Israel Lumpuhkan Gaza

Kamis, 24 Juli 2025 - 01:06:00 WIB
Advertisement . Scroll to see content

GAZA, iNews.id  - Krisis kemanusiaan di Gaza mencapai titik paling mengkhawatirkan setelah blokade ketat yang dilakukan Israel selama lebih dari empat bulan. Tidak hanya memutus akses bantuan kemanusiaan, Israel juga dituding menjadikan kelaparan sebagai senjata dalam konflik, disertai serangan sistematis terhadap fasilitas kesehatan di wilayah yang terkepung.

Ratusan warga Gaza setiap hari mengantre makanan di dapur umum darurat di kawasan Al-Rima. Anak-anak, wanita, dan pria membawa ember serta panci kosong, berharap mendapatkan semangkuk sup hangat. Namun, banyak yang terpaksa pulang tanpa apa pun.

Tragedi kemanusiaan ini memuncak saat tentara Israel menembaki warga yang tengah mengantre bantuan makanan, menewaskan sedikitnya 86 orang. Serangan ini dianggap sebagai bagian dari strategi Israel untuk mengendalikan distribusi bantuan sekaligus menebar teror di tengah penderitaan rakyat sipil.

Data terbaru menunjukkan lebih dari 100 anak meninggal dunia akibat kelaparan akut, sementara sekitar 17.000 lainnya berada dalam kondisi gizi buruk dan terancam nyawa. Seorang anak berusia 14 tahun, Musap, hanya memiliki berat badan 10 kilogram, jauh dari standar normal.

Tak hanya kelaparan, Gaza juga menghadapi kehancuran sistem layanan kesehatan. Rumah Sakit Al-Sifa, pusat medis terbesar di wilayah itu, hampir lumpuh total akibat kekurangan bahan bakar dan pasokan medis. Lebih dari 600 serangan ke fasilitas kesehatan tercatat sejak Oktober 2023. WHO menggambarkan situasi ini sebagai "ambang kehancuran sistem kesehatan."

Beberapa tenaga medis juga menjadi korban kekerasan. Dokter anak terkemuka, Dr. Husam Abu Safia, ditangkap dan disiksa oleh militer Israel saat penggerebekan di RS Kamal Adwan. Ia kini ditahan di ruang bawah tanah tanpa akses cahaya matahari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat bicara. Dalam pernyataannya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam tindakan militer Israel yang menyerbu kediaman staf WHO di Gaza, menyandera, dan menginterogasi mereka di bawah todongan senjata.

Di sisi lain, kelompok perlawanan Brigade Al-Naser Salahuddin mengklaim melancarkan serangan mortir intensif terhadap pasukan Israel di Kota Khan Younis. Meski belum ada konfirmasi jumlah korban, serangan ini menandai eskalasi lanjutan dalam konflik yang terus memburuk.

Kondisi Gaza saat ini menggambarkan bukan hanya bencana kemanusiaan, tetapi juga kemungkinan penggunaan kelaparan dan kehancuran fasilitas sipil sebagai alat perang—sebuah pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut