KATHMANDU, iNews.id — Gelombang demonstrasi yang dipicu oleh generasi Z di Nepal telah meningkat menjadi kekerasan mematikan. Istri mantan Perdana Menteri Nepal, Jhalanath Khanal, dilaporkan tewas akibat luka bakar parah setelah kediamannya dibakar massa selama kerusuhan.
Korban, Rajyalaxmi Chitrakar, awalnya dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis namun tidak dapat diselamatkan. Kejadian tragis ini menjadi salah satu insiden paling memprihatinkan dari serangkaian kerusuhan yang mengguncang ibu kota Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal sejak Senin lalu.
Kapal Induk Tercanggih AS Tiba, Rakyat Venezuela Takut Sekaligus Senang
Aksi protes yang semula damai, dipicu oleh keputusan pemerintah memblokir sejumlah media sosial, berubah menjadi anarkis. Para pengunjuk rasa menerobos masuk dan membakar gedung DPR Nepal, serta kediaman PM saat itu, KP Sharma Oli, yang akhirnya dipaksa mundur.
Selain itu, rumah dan properti pejabat lain juga menjadi sasaran amuk massa. Sedikitnya 19 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka dalam bentrokan dengan aparat keamanan yang menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru tajam.
4 Pejabat yang Dipukuli dalam Demo Nepal 2025, Bukti Kemarahan Gen Z pada Elite Korup dan Sering Flexing
Pidato Siswa SMA Jadi Simbol Perlawanan Gen Z
Di tengah memanasnya situasi, sebuah video lama yang menampilkan seorang siswa SMA, Afiska Raut, menjadi viral. Dalam pidato berjudul "Jay Nepal" yang dibawakannya pada Maret 2025, Raut secara berani mengkritik korupsi, pengangguran, dan kegagalan pemerintah.
Rumah PM Nepal Sharma Oli Dibakar Demonstran Gen Z
Pidato tersebut menyentuh hati para generasi muda dan menjadi simbol perlawanan Gen Z terhadap kondisi negara. Pesan Raut yang menyoroti penderitaan anak muda yang terpaksa mencari nafkah di luar negeri karena pemerintah tidak mampu memberikan kemakmuran semakin memantik semangat demonstrasi.
Editor: Komaruddin Bagja