JAKARTA, iNews.id - Setelah kediaman Ahmad Sahroni, kini giliran rumah anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio, yang menjadi sasaran amukan massa. Insiden itu terjadi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Berdasarkan pantauan di lapangan, massa sudah berkumpul di Jalan Denpasar sejak pukul 20.00 WIB. Awalnya mereka hanya menunggu di pinggir jalan, namun jumlah yang terus bertambah membuat situasi semakin memanas.
Miliarder John Catsimatidis Frustrasi setelah Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York City
Ketika kerumunan makin besar, mereka memaksa petugas keamanan kompleks untuk membuka portal perumahan yang terkunci rapat. Satpam tidak mampu menahan tekanan, hingga akhirnya portal tersebut dibuka secara paksa oleh massa.
Sesampainya di kediaman Eko Patrio, massa menuntut agar tidak ada yang merekam, termasuk awak media yang berada di lokasi. Aksi ini sempat tertahan oleh sejumlah personel TNI dari Kodam Jaya yang berjaga di depan rumah berwarna putih tersebut.
Rumah Eko Patrio di Kuningan Digeruduk Massa
Personel TNI sempat mencoba meredam emosi dengan pendekatan persuasif agar massa tidak menerobos masuk ke dalam rumah. Namun, imbauan itu tidak digubris.
Wajah Penuh Ketakutan, Uya Kuya Susul Eko Patrio Minta Maaf ke Publik
Situasi semakin tak terkendali ketika massa merobek pagar dan memaksa agar pintu gerbang besi dibuka. Akhirnya, pagar berhasil dijebol hingga terbuka lebar.
Kerumunan pun berbondong-bondong masuk ke halaman rumah. Massa bertindak anarkis dengan memecahkan kaca jendela rumah.
Nangis Minta Maaf, Eko Patrio Janji Tak Akan Ulangi Kesalahan
Tidak lama kemudian, beberapa orang yang berhasil masuk ke dalam rumah keluar sambil membawa barang-barang berharga. Dari sepeda lipat, TV LED, peralatan dapur, hingga berbagai barang lainnya ikut dijarah dari kediaman Eko Patrio.
Mereka yang sudah membawa barang kemudian memprovokasi massa di luar untuk ikut masuk. "Masuk, masuk, masuk. Ambil semua, ini punya rakyat," teriak massa tersebut.
Editor: Komaruddin Bagja