1.000 Kanguru Liar di Tasmania Terancam Dimusnahkan
PERTH, iNews.id - Kanguru di Cagar Alam Lake Thomson di selatan Perth, Tasmania, Australia, terancam dimusnahkan. Pasalnya, sebuah laporan menyebut keberadaan satwa itu mengancam kelestarian vegetasi di cagar alam.
Departemen Keanekaragaman Hayati, Konservasi dan Atraksi (DBCA) sedang mempertimbangkan pemusnahan kanguru yang menghuni kawasan konservasi Thomsons Lake.
Namun beberapa warga mendesak kanguru-kanguru itu dilestarikan, sementara dewan lokal juga mengutarakan kekhawatiran pemusnahan itu dapat menyebabkan wabah virus di Ross River di daerah tersebut.
Kawasan konservasi yang terletak kurang dari 30 menit dari Perth itu merupakan rumah bagi banyak burung dan marsupial kecil, termasuk kanguru abu-abu barat dan anjing hutan. Konservasi itu sekaligus menjadi tempat rekreasi populer bagi para pejelajah, pecinta jogging, dan keluarga setempat.
Area yang sebagian besar merupakan kawasan lahan basah itu juga merupakan tempat berkembang biaknya spesies burung yang terancam punah, bittern Australasia, dan satu-satunya tempat di Perth di mana burung harrier rawa masih berkembang biak.
Setelah konservasi itu dipagari untuk mencegah adanya hama predator pada 1993, jumlah kanguru melonjak dari sekitar 30 menjadi sekitar 1.000 ekor.
Upaya pemusnahan sudah dilakukan pada 2006, namun laporan terbaru Komisi Konservasi dan Taman menyatakan tingkat populasi kembali ke jumlah sebelum dilakukan pemusnahan bertahun-tahun lalu.
Laporan itu menyebut, saat ini populasi kanguru di kawasan itu perlu dikurangi karena berdampak pada alam.
Pilihan-pilihan yang bisa dilakukan antara lain penyisiran atau pemusnahan seluruh populasi kanguru, yang digantikan dengan spesies makropoda yang pernah menghuni dan cocok dengan daerah itu.
Proses pemusnahan sebelumnya dilakukan dengan menembaki kanguru yang tinggal di cagar alam, yang dibatasi oleh rumah-rumah warga.
Namun ternyata ide itu ditentang oleh warga setempat.
Seorang warga, Lynsey Duff, mengatakan dia berlari dengan kelompok pelari lokal di cagar alam itu setidaknya sekali dalam sepekan. Dia juga berjalan-jalan di daerah itu dengan anak-anaknya, yang senang melihat hewan-hewan itu.
"Kami senang jogging di sini dengan kanguru-kanguru tersebut," kata Duff.
"Hanya semak belukar yang ada di depan pintu kami, Anda berada di pinggiran kota dan sangat tidak mungkin Anda pergi ke salah satu cagar alam di area taman regional Beeliar dan melihat kanguru dari dekat. Daerah ini begitu alami dan merupakan tempat yang menakjubkan untuk ditinggali, dan kanguru itu merupakan bagian darinya," tutur Duff.
Dia mempertanyakan apakah populasi kanguru itu memang kembali ke level pada 2006.
"Akan lebih baik untuk melihat angka yang sebenarnya, karena kita sering lewat di sini begitu sering dan kita tidak melihat hingga 1.000 ekor, saya rasa mungkin data itu kurang akurat," ujarnya.
Dia mengaku senang melihat kanguru itu dipindahkan jika jumlahnya memang harus dikurangi.
Namun George Abbott, yang tinggal sekitar 500 meter dari cagar alam, mendukung pemusnahan tersebut.
"Ini merupakan lingkungan tertutup sehingga pemusnahan diperlukan untuk menghentikan kelebihan populasi hewan itu. Namun (hal itu bisa dilakukan) selama pemusnahan dilakukan secara manusiawi, dan idealnya dagingnya dikonsumsi," kata Abbott.
Editor: Nathania Riris Michico