10 Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Ditembak karena Dikira Jet Tempur
JAKARTA, iNews.id - Kecelakan pesawat masih kerap terjadi. Terbaru, kecelakaan pesawat terjadi di Nepal yang mengakibatkan 72 orang tewas.
Kecelakaan pesawat yang terjadi di Nepal tersebut menambah panjang rentetan kecelakaan pesawat yang memakan banyak korban jiwa.
Berikut 10 kecelakaan pesawat paling mematikan di dunia:
Pada 1 September 1983, pesawat Korean Air Lines KE-007 jatuh di Laut Jepang dekat Pulau Shakalin, Rusia. Diketahui, pesawat jatuh setelah ditembak pesawat milik Uni Soviet, Sukhoi Su-15. Akibat insiden tersebut, 269 orang tewas.
Saat itu, pesawat sedang dalam perjalanan ke Seoul dari Anchorage, Alaska. Pesawat menyimpang 322 kilometer dari jalur yang dijadwalkan dan masuk ke wilayah udara Uni Soviet.
Pihak Uni Soviet mengeklaim pesawat itu dalam misi pengumpulan intelijen untuk Amerika Serikat. Insiden tersebut terjadi ketika ketegangan meningkat selama Perang Dingin serta semakin memperburuk hubungan Amerika Serikat dan Uni Soviet.
ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) mengeluarkan penyelidikan atas insiden tersebut. Hasilnya menyebut insiden terjadi karena human error terkait sistem navigasi.
Penerbangan maskapai Pan Am 103, dalam perjalanannya ke New York dari London, meledak di atas Lockerbie, Skotlandia pada 21 Desember 1988. Pesawat sudah mencapai ketinggian 31.000 kaki serta tengah mempersiapkan untuk penerbangan.
Namun, tiba-tiba bom yang diaktifkan pengatur waktu meledak. Bom dibuat dengan bahan peledak Semtex plastik yang tidak berbau dan disembunyikan dalam pemutar kaset yang disimpan dalam koper.
Ledakan bom menghancurkan pesawat menjadi ribuan bagian yang mendarat di area seluas 850 mil persegi. Akibatnya, 270 orang tewas, yang terdiri atas penumpang sebanyak 259 orang dan 11 orang yang tengah berada di darat.
Setelah penyelidikan yang melibatkan wawancara hingga memeriksa 180.000 bukti, Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi yang merupakan perwira intelijen Libya dihukum dan dijatuhi hukuman 27 tahun penjara karena pengeboman.
Sebanyak 273 orang tewas akibat jatuhnya pesawat American Airlines penerbangan 191, di dekat Bandara Internasional O’Hare Chicago pada 25 Mei 1979. Saat itu, pesawat lepas landas dari Bandara Internasional O’Hare Chicago menuju Los Angeles.
Saat lepas landas, pesawat tampak normal. Namun setelah naik, mesin kiri pesawat bermasalah.
Mesin terayun dan terlepas, lalu mengenai bagian depan sayap serta merusak sistem hidrolik pesawat secara keseluruhan. Pilot yang menyadari adanya masalah segera melambatkan kecepatan hingga terbang miring kiri kemudian jatuh di Airport Ravenswood.
Akibatnya, pesawat meledak. Benturan serta api menyebabkan semua orang yang berada di dalam pesawat serta dua orang pekerja di darat tewas.
Pada 3 Juli 1988, pesawat komersial Iran Air penerbangan 655 ditembak jatuh oleh kapal penjelajah rudal Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Vincennes. Pesawat ditembak jatuh di atas Selat Hormuz, antara Teluk Oman dan Teluk Persia.
Akibat insiden tersebut, 290 orang tewas. Pesawat penumpang yang berada di wilayah udara Iran ini salah diidentifikasi sebagai jet tempur.
Pesawat berangkat dari Kota Bandar Abbas, Iran menuju Dubai. Awak kapal USS Vincennes mulai melacak penerbangan Iran Air penerbangan 655. Kemudian terjadi kebingungan pada pihak Amerikat Serikat terkait identitas pesawat, yang pada akhirnya ditentukan sebagai jet tempur.
Beberapa panggilan peringatan diabaikan, hingga akhirnya USS Vincennes menembakkan rudal darat ke udara. Rudal tersebut menghancurkan pesawat serta menewaskan semua yang ada di pesawat.
Saudia Arabian Airlines Penerbangan 163 terbakar di Bandara Riyadh, Arab Saudi pada 19 Agustus 1980. Pesawat tersebut terbang dari Karachi, Pakistan menuju Jeddah, Arab Saudi, dengan pengisian bahan bakar di Bandara Riyadh.
Pada hari kejadian, pesawat kembali ke Bandara Riyadh karena terjadi kebakaran di ruang kargo pesawat. Ketika pesawat berhasil mendarat darurat, petugas di darat tidak bisa membuka pintu karena kedua mesin di sayap pesawat masih aktif.
Setelah mesin mati dan pintu berhasil dibuka, api mulai melalap pesawat. Sebanyak 301 orang tewas, terdiri atas 14 awak pesawat dan 287 penumpang, akibat mengirup asap.
Maskapai India dengan penerbangan 182 meledak di lepas pantai Irlandia pada 23 Juni 1985. Akibat kejadian ini, 329 orang tewas. Ekstremis Sikh dituduh melakukan sabotase pesawat.
Penerbangan 182 terbang dari Toronto ke London dan singgah di Montreal. Pesawat dilaporkan tertunda di Bandara Mirabel, Montreal, Canadian Mounties guna memindahkan tiga paket yang mencurigakan.
Lima bulan setelah kejadian, dua orang tersangka ditangkap. Salah satu tersangka, Inderjit Singh Reyat seorang Sikh yang tinggal di Vancouver, mengaku bersalah atas pembunuhan yang berkaitan dengan pengeboman.
Pada 3 Maret 1974, pesawat Turkish Airlines penerbangan 981 jatuh di hutan Ermenonville, dekat Paris, Prancis. Akibatnya, 346 orang tewas.
Pesawat dijadwalkan terbang dari Yesilkoy International Airport ke London Heathrow Airport dengan persinggahan di Orly Airport, Prancis. Kecelakaan disebabkan pintu kargo bagian belakang pesawat yang terbuka sehingga menimbulkan dekompresi eksplosif.
Pada 12 November 1996, dua pesawat dari arah berbeda tabrakan di udara. Tabrakan pesawat terjadi antara pesawat maskapai Saudi Airlines penerbangan 736 dan pesawat Kazakhstan Airlines penerbangan 1907.
Sebelumnya, pesawat Kazakhstan dipersiapkan untuk turun ketinggian 15.000 kaki menuju Bandara Indira Gandhi. Sementara, pesawat Saudi akan terbang naik ke ketinggian 14.000 kaki di jalur yang sama dengan arah yang beda.
Namun, pesawat Kazakhstan ternyata turun ke ketinggian 14.500 kaki. Petugas sudah memperingatkan, tapi kedua pesawat terlanjur bertabrakan. Akibatnya, 349 orang tewas dalam kejadian ini.
Pada 12 Agustus 1985, terjadi kecelakaan pesawat Japan Airlines di Gunung Osutaka. Japan Airlines dengan penerbangan 123 jatuh di selatan Prefektur Gunma, Jepang, barat laut Tokyo. Sebanyak 520 orang tewas akibat insiden ini.
Pesawat berangkat dari Bandara Haneda di Tokyo dan dijadwalkan mendarat di Bandara Osaka. Saat itu, kursi pesawat terisi penuh karena adanya momen liburan.
Pesawat naik ke ketinggian 24.000 kaki saat panggilan darurat pertama datang dari pilot. Pilot melaporkan kehilangan ketinggian serta sulit mengendalikan pesawat. Sekira 45 menit setelah lepas landas, pesawat menabrak Gunung Takamagahara, dekat Gunung Osutaka.
Pada 27 Maret 1977, dua jet Boeing 747 milik maskapai KLM dan Pan Am bertabrakan di landasan pacu Bandara Tenerife, Spanyol. Diketahui, Boeing 747 milik KLM siap lepas landas yang kemudian disusul Boeing 747 milik Pan Am dari belakang.
Namun, terdapat kabut yang datang lebih cepat sehingga pilot Pan Am tidak dapat melihat dengan jelas. Sementara, pilot Boeing 747 KLM tidak memahami dengan baik kode yang dikeluarkan.
Sang pilot Boeing 747 KLM lepas landas sebelum Pan Am menuju posisi aman. Hal ini menyebabkan pesawat KLM menghantam sisi Pan Am. Hingga akhirnya kedua pesawat meledak. Sebanyak 583 orang tewas dalam peristiwa ini.
Editor: Umaya Khusniah