10 Negara yang Larang Perayaan Valentine Beserta Alasannya
JAKARTA, iNews.id - Negara-negara yang melarang perayaan Valentine menarik diketahui. Hari Valentine diperingati setiap 14 Februari di seluruh dunia.
Valentine identik dengan kasih sayang sebagaimana cerita yang melatarbelakanginya. Biasanya perayaan ditandai dengan memberikan hadiah kepada pasangan sebagai bentuk rasa cinta dan kasih sayang. Pasangan juga biasa bertukar hadiah seperti cokelat, bunga, dan kartu ucapan.
Valentine sebenarnya berakar dari tradisi Kristen dan Romawi kuno, namun dirayakan di banyak negara dunia. Oleh karena itu, di beberapa negara, terutama yang mayoritas penduduknya beragama Islam, perayaan Valentine dilarang.
Alasan lain, budaya terkait Valentine dianggap berlebihan atau tidak pantas jika dipraktikkan dalam budaya atau komunitas tertentu.
Secara keseluruhan, alasan untuk melarang atau tidak merayakan Hari Valentine rumit dan beragam, dipengaruhi oleh faktor agama, budaya, sejarah, dan pribadi.
Perayaan Hari Valentine di ruang umum dilarang di Arab Saudi Karena alasan agama dan budaya. Meski demikian ada saja para pendatang atau ekspatriat yang merayakannya secara pribadi.
Penduduk Qatar tak merayakan Valentina karena faktor agama. Oleh karena itu perayaan Hari Valentine di tempat umum menjadi tak lazim.
Negara berikutnya yang larang Valentine adalah Iran. Perayaan Valentine dilarang atau tidak dianjurkan oleh pemerintah Iran karena dianggap pengaruh budaya Barat. Selain itu mayoritas penduduk Iran juga resisten dengan pengaruh Barat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2008 mengeluarkan fatwa bahwa merayakan Hari Valentine haram. Kemudian MUI mengeluarkan fatwa kembali pada 2017 yang menyebutkan Valentine haram.
Oleh karena itu, perayaannya tak dilakukan banyak orang, selain karena faktor agama juga budaya.
Sebagaimana negara lain, Valentine identik dengan memberi hadiah cokelat, bunga, atau souvenir lain kepada pasangan atau orang yang mereka cintai.
Seperti Indonesia, perayaan Valentine dilarang oleh otoritas keagamaan Malaysia. Namun warga non-Islam tetap bisa merayakan karena pemerintah tak melarang perayaannya.
Perayaan Hari Valentine di tempat umum tidak diizinkan karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Negara Asia Tenggara ini cukup ketat menerapkan hukum yang bertentangan dengan nilai Islam serta budaya Melayu.
Pakistan juga tak merayakan valentine karena faktor agama dan budaya. Meski demikian, negara Asia Selatan itu juga memiliki pemeluk selain Islam yang merayakannya.
Perayaan biasanya dilakukan secara pribadi saja.
Perayaan Hari Valentine dilarang keras di Afghanistan, terutama setelah pemerintahan dikendalikan Taliban. Selain itu penduduk Afghanistan juga tak terbiasa dengan kebiasaan Barat karena memegang kuat tradisi agama dan budaya.
Negara yang larang Valentine berikutnya adalah Mauritania. Sebagai negara mayoritas Muslim, perayaan Hari Valentine di depan umum jarang terlihat, selain karena pertimbangan budaya.
Sebagai negara mayoritas Muslim, perayaan Hari Valentine juga tidak tidak umum dilakukan. Sebagian besar penduduk Somalia merupakan pemeluk Islam yang taat.
Editor: Anton Suhartono