Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lepas dari Hukuman Internasional, Presiden Suriah Sharaa Terkejut Amerika dan Rusia Bisa Kompak
Advertisement . Scroll to see content

2.500 Anak dari 30 Negara Hidup Sengsara di Kamp-Kamp Suriah

Kamis, 21 Februari 2019 - 09:40:00 WIB
2.500 Anak dari 30 Negara Hidup Sengsara di Kamp-Kamp Suriah
Anak-anak di Suriah. (Foto: Mahmut Serdar AlakuÅŸ/Anadolu Agency)
Advertisement . Scroll to see content

DAMASKUS, iNews.id - Lebih dari 2.500 anak-anak asing dari 30 negara yang melarikan diri dari kelompok terakhir Negara Islam (ISIS) hidup dalam kondisi memprihatinkan di kamp-kamp di timur laut Suriah.

Badan Save the Children mendesak negara-negara asal ribuan anak itu mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan mereka, di tengah situasi di mana pasukan yang didukung AS sedang memerangi ISIS di wilayah terakhir yang dikuasai di dekat perbatasan Irak.

"Mereka membutuhkan bantuan khusus untuk pulih dari pengalaman mereka dan kembali normal, bersama dengan keluarga mereka," kata badan amal itu, seperti dilaporkan AFP, Kamis (21/2/2019).

"Ini tidak mungkin dilakukan di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak di zona perang yang tidak menentu. Komunitas internasional harus bertindak sekarang sebelum terlambat."

Disebutkan bahwa anak-anak itu, termasuk 38 yang berada di bawah umur, berasal dari keluarga dengan ikatan atau berhubungan dengan kelompok (ISIS).

Mereka dipisahkan dari yang lainnya di kamp-kamp, ​​yang memengaruhi akses mereka ke bantuan dan layanan kesehatan.

"Kondisi musim dingin yang keras membuat kamp-kamp dalam keadaan putus asa, dengan anak-anak menghadapi risiko yang mengancam jiwa," tambah badan itu.

"Anak-anak adalah korban konflik dan harus diperlakukan seperti itu," kata Direktur Save the Children Suriah, Sonia Khush.

"Semua negara yang warga negaranya terperangkap di Suriah harus bertanggung jawab atas warganya."

Badan amal itu menyatakan, anak-anak tak menerima perawatan medis dan makanan yang memadai selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun ketika berada di daerah yang dikuasai ISIS, bahkan sebelum mereka mencapai kamp pengungsian.

"Sementara beberapa negara mulai melakukannya, banyak negara -termasuk beberapa negara Eropa- belum mengambil langkah untuk memastikan keselamatan anak-anak dan keluarga mereka," kata Khush.

"Mengingat bahaya yang mengancam jiwa yang dihadapi anak-anak ini dan keluarga mereka di Suriah, ini tidak adil."

Setelah bertahun-tahun berjuang melawan ISIS dan dengan semua tanah yang mereka kuasai, pasukan yang didukung AS menahan ratusan orang asing yang dicurigai sebagai pejuang ISIS, serta perempuan dan anak-anak.

Konflik negara itu menewaskan lebih dari 360.000 orang dan jutaan orang terlantar sejak dimulai pada 2011.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut