YANGON, iNews.id - Sebanyak 22 Muslim Rohingya yang mencoba melarikan diri dari salah satu kamp Myanmar ditangkap. Mereka berupaya kabur dengan kapal yang sudah rusak dan menuju daratan.
Penderitaan orang-orang Rohingya membuat dunia ngeri dua tahun lalu ketika kekejaman militer memaksa sekitar 740.000 warga minoritas itu melarikan diri ke Bangladesh, tempat mereka masih mendekam di kamp-kamp pengungsi.
Pemberontak RSF Dituding Tutupi Skandal Genosida dengan Bakar dan Kubur Jenazah
Namun ratusan ribu lainnya masih berada di Myanmar, terjebak sejak serangan kekerasan antar-komunal pada 2012 di kamp-kamp atau desa-desa yang masih minim kebebasan bergerak.
Dengan akses terbatas ke pendidikan, mata pencaharian, dan layanan kesehatan, Amnesty International mengutuk kondisi mereka sebagai "apartheid".
Banyak yang mencoba melarikan diri selama bertahun-tahun ke Thailand atau Malaysia. Mereka sering membayar biaya tinggi kepada penyelundup manusia demi bisa masuk ke dalam kapal yang penuh sesak dan jompo.
"Ada total 22 orang, sembilan pria dan 13 perempuan, ditemukan pada Rabu pagi," kata juru bicara kepolisian Ayeyarwaddy Tun Shwe, kepada AFP, Senin (25/11/2019).
Kepada polisi, para warga Rohingnya itu mengaku melakukan perjalanan selama empat hari dari kamp Thetkaypyin di dekat ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe.
"Mereka datang ke darat karena kapal mereka mulai bocor," kata polisi.
Dia menyebut, para laki-laki dan perempuan yang ditangkap mengaku berusaha mencapai Yangon untuk mencari pekerjaan.
Ini merupakan kelompok kedua dari Rohingya yang ditangkap polisi Ayeyarwaddy dalam beberapa bulan terakhir.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku