Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Kerja Sama dengan Rusia, Bikin Kapal Cepat Ramah Lingkungan
Advertisement . Scroll to see content

3 Kapalnya Ditembak dan Ditahan, Warga Ukraina Demo di Kedubes Rusia

Senin, 26 November 2018 - 14:08:00 WIB
3 Kapalnya Ditembak dan Ditahan, Warga Ukraina Demo di Kedubes Rusia
Aksi unjuk rasa dan bakar mobil di depan kedubes Rusia di Kiev, Ukraina. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KIEV, iNews.id - Parlemen Ukraina akan memutuskan apakah akan menyatakan darurat militer, setelah insiden penangkapan tiga kapal angkatan lautnya oleh Rusia tadi malam. Terkait hal itu, para pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Rusia di Kiev dan sebuah mobil kedutaan dibakar.

Insiden di perairan di Semenanjung Krimea menandai eskalasi ketegangan yang memuncak besar antara kedua negara. Dewan Keamanan (DK) PBB akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas peristiwa tersebut.

Setiap negara saling menyalahkan pihak yang lain atas insiden itu, di mana dua kapal perang serta kapal tunda ditembak dan ditangkap; dan menyebabkan sejumlah anggota kru kapal Ukraina terluka.

Sekitar 150 orang berkumpul di luar kedutaan Rusia, beberapa melemparkan api. Setidaknya satu mobil milik kedutaan dibakar.

"Kami berkumpul di sini hari ini untuk memprotes Rusia atas tindakan mereka hari ini, atas penembakan militer kami," kata Oleksiy Ryabov, kepada Reuters, Senin (26/11/2018).

"Kami sangat marah. Kami harus memutuskan semua hubungan diplomatik dengan negara ini sejak lama."

Selama pertemuan DK PBB dan Pertahanan Nasional Ukraina, Presiden Petro Poroshenko menggambarkan tindakan Rusia sebagai tidak beralasan dan gila.

Hari ini, kata Poroshenko, dia akan meminta parlemen untuk memperkenalkan darurat militer. Namun dia menekankan bahwa ini tidak berarti "deklarasi perang" dari Ukraina.

"Ukraina tidak berencana untuk memerangi siapa pun," katanya.

Sementara itu, kementerian pertahanan Ukraina mengumumkan perintah telah diberikan untuk menempatkan militer pada kesiapan tempur penuh.

Ketegangan meningkat baru-baru ini di Laut Hitam dan Laut Azov di semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

Krisis dimulai ketika Rusia menuduh kapal Ukraina secara ilegal memasuki perairannya.
Kapal perang Berdyansk dan Nikopol Ukraina, serta kapal tunda Yana Kapa, mencoba berlayar dari pelabuhan Laut Hitam Odessa menuju ke Mariupol di Laut Azov, yang dibagi antara kedua negara.

Ukraina menyatakan Rusia mencoba mencegat kapal-kapal itu dan menabraknya. Kapal-kapal terus menuju Selat Kerch, satu-satunya akses ke Laut Azov, namun dicegah oleh sebuah kapal tanker yang ditempatkan di bawah jembatan yang ditempatkan di sana oleh Rusia.

Rusia sendiri menuduh kapal-kapal itu memasuki perairannya secara ilegal dan menyatakan lalu lintas ditangguhkan karena alasan keamanan.

Angkatan Laut Ukraina kemudian menyebut perahu-perahu itu ditembak dan ditahan saat akan meninggalkan daerah itu. Dikatakan, enam anggota kru kapal terluka.

FSB Rusia kemudian menegaskan, salah satu kapal patrolinya menggunakan kekuatan untuk merebut tiga kapal Ukraina, namun hanya tiga kru yang terluka.

Ukraina pun langsung memberitahu Rusia rencananya untuk memindahkan kapal-kapalnya melalui laut ke Mariupol.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut