3 Pria Ini Raih Hadiah Nobel Kedokteran 2019 Setelah Meneliti Oksigen di Tubuh Manusia
STOCKHOLM, iNews.id - Dewan Nobel mengumumkan penerima Hadiah Nobel bidang Fisiologi dan Kedokteran, Senin (7/10/2019). Ada tiga peraih penghargaan yakni peneliti dari Amerika Serikat dan Inggris.
Mereka dianggap berjasa dalam meneliti bagaimana sel manusia merasakan dan beradaptasi dengan perubahan kadar oksigen. Penelitian mereka berhasil mengungkap strategi baru untuk memerangi penyakit kanker dan anemia.
Dua peneliti dari AS yakni William Kaelin (61) dan Gregg Semenza (63) serta seorang dari Inggris Peter Ratcliffe (65) berbagi hadiah sebesar 9 juta kronor Swedia atau sekitar Rp12,7 miliar.
Kaelin bekerja di Institut Kedokteran Howard Hughes AS, sementara Semenza merupakan Direktur Program Penelitian Vaskular Institut Teknik Sel Johns Hopkins. Sedangkan Ratcliffe merupakan direktur penelitian klinis di Francis Crick Institute di London dan direktur Target Discovery Institute di Oxford.
Fakta bahwa manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup telah diketahui melalui penelitian sejak berabad-abad silam. Namun soal bagaimana tubuh manusia merespons oksigen, hanya segelintir orang yang mengerti, setidaknya sampai trio Nobel ini mengungkapnya.
"Mereka menetapkan dasar bagi pemahaman tentang bagaimana kadar oksigen memengaruhi metabolisme seluler dan fungsi fisiologis," kata juri, dikutip dari AFP.
Semenza mempelajari gen EPO yang bisa membuat tubuh manusia memproduksi lebih banyak sel darah merah serta mengisolasi DNA spesifik sehingga bisa membantu dalam beradaptasi dengan kadar oksigen rendah.
Radcliffe dan Semenza kemudian menerapkan pengetahuan ini untuk menunjukkan bahwa mekanisme penginderaan oksigen ada di hampir semua jaringan manusia.
Sementara itu Kaelin mengidentifikasi gen lain pada pasien mengalami kelainan genetik yang membuat mereka berpotensi menderita kanker lebih parah. Gen ini bisa mengembalikan kemampuan tubuh untuk mencegah timbulnya kanker, serta memainkan peran penting untuk membuat sel-sel kanker merespons kadar oksigen yang rendah.
Penelitian ketiganya berjasa dalam memberikan pemahaman baru terkait bagaimana kondisi sel ketika tubuh kekurangan oksigen, mulai dari membantu otot berfungsi saat olahraga hingga beradaptasi di ketinggian tertentu.
"Upaya intensif yang berlangsung di laboratorium akademik dan perusahaan farmasi saat ini difokuskan pada pengembangan obat yang dapat melawan berbagai penyakit dengan mengaktifkan atau memblokir, mesin pengindera oksigen," kata juri.
Pengumuman Hadiah Nobel Fisiologi dan Kedokteran ini sekaligus membuka musim Nobel 2019. Pemberian penghargaan Nobel Sastra tahun ini kembali diadakan setelah ditunda tahun lalu akibat skandal pelecehan seksual melibatkan suami dari salah satu anggota dewan.
Hadiah Nobel Fisika akan diumumkan pada Selasa (8/10/2019) dan Hadiah Nobel Kimia keesokan harinya. Disusul pada Kamis akan diumumkan satu pemenang Hadiah Nobel Sastra 2018 dan satu untuk tahun 2019.
Di antara para penulis yang kemungkinan memperolehnya adalah Olga Tokarczuk dari Polandia, Ngugi Wa Thiong'o dari Kenya, Ismail Kadare dari Albania, Joyce Carol Oates dari AS, dan Haruki Murakami dari Jepang.
Sementara itu Hadiah Nobel Perdamaian akan diumumkan di Oslo, Norwegia, pada Jumat (11/10/2019). Spekulasi yang beredar, remaja Swedia Greta Thunberg akan menyabet penghargaan ini terkait kampanyenya dalam meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim.
Nama-nama lain yang beredar Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, yang membuat perjanjian damai dengan musuh bebuyutan Eritrea, serta LSM seperti Reporters without Borders dan Komite untuk Pelindungan Jurnalis.
Editor: Anton Suhartono