Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jenderal Rusia Tewas Mobilnya Dipasang Bom, Perbuatan Intelijen Ukraina?
Advertisement . Scroll to see content

4 Wanita Pussy Riot yang Masuk Lapangan saat Final Piala Dunia Bebas

Rabu, 01 Agustus 2018 - 16:22:00 WIB
4 Wanita Pussy Riot yang Masuk Lapangan saat Final Piala Dunia Bebas
Veronika Nikulshina saat di pengadilan Moskow (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Kepolisian Rusia membebaskan perempuan Pussy Riot, Rabu (1/8/2018), yang membuat heboh dunia karena masuk ke lapangan Stadion Luzhniki saat final Piala Dunia antara Prancis dan Kroasia.

Ada empat perempuan yang dibebebaskan, yakni Verzilov, Veronika Nikulshina, Olga Kuracheva, dan Olga Pakhtusova. Mereka sempat ditahan semalam di kantor polisi. Selain itu, mereka juga harus menunggu seharian di pengadilan Moskow Selasa kemarin hanya karena hakim menolak mendengarkan kasus ini atas alasan teknis.

Polisi lalu membawa mereka kembali ke kantor polisi dan membebaskan keempatnya pada Rabu dini hari. Sebelumnya mereka ditahan selama 15 hari atas tuduhan melanggar aturan sebagai penonton di arena olahraga.

Selain melanggar aturan sebagai penonton, setiap anggota juga didenda 1.500 rubel atau sekitar Rp340.000 karena menggunakan seragam polisi secara ilegal.

"Bebas setelah 16 hari ditahan," tulis seorang anggota, Verzilov, di akun Twitternya, disertai foto keempatnya saat berada di halaman parkir.

Namun mereka harus kembali lagi ke kantor polisi pada Jumat mendatang. Ada kemungkinan, Verzilov dan kawan-kawannya akan ditahan lagi selama 25 hari.

Aksi mereka merupakan bentuk protes terhadap pemerintahan Presdien Vladimir Putin. Saat partai final, Presiden Prancis dan Kroasia turut hadir.

Kelompok itu mengklaim polisi tak berhak menahan anggotanya karena aksi mereka sama saja berunjuk rasa. Mengungkapkan pendapat di depan umum merupakan hak warga negara yang diatur dalam undang-undang.

Pussy Riot dikenal sebagai organisasi anti-pemerintah. Melalui akun Facebook, Pussy Riot menjelaskan motivasi anggotanya masuk lapangan untuk menarik perhatian atas pelanggaran HAM di Rusia, tindakan brutal polisi yang menangkapi pengunjuk rasa dan membuat tuduhan kriminal dengan tujuan memenjarakan seseorang.

Selama 10 tahun terakhir, Pussy Riot berubah dari kelompok punk feminis yang kurang dikenal menjadi aksi pementasan kolektif terbuka yang difilmkan dan di-posting online di seluruh dunia. Balaclava berwarna khas mereka, yang ditampilkan dalam beberapa aksi, telah menjadi simbol yang dikenal luas. Penampilan provokatif dan video musik mereka berfokus pada memperjuangkan isu feminisme, hak LGBT, dan perlawanan terhadap Putin dan Kremlin.

Pada 2012, Pussy Riot juga menjadi perhatian internasional karena menggelar protes di sebuah gereja Moskow. Dua anggota menjalani hukuman penjara, sementara yang lain diberi hukuman percobaan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut