40 Tahun Pascarevolusi, Eks Presiden Iran Kritik Ayatollah Khamenei
Abolhassan Bani Sadr mengaku sangat berharap dan hampir sepenuhnya yakin bahwa tujuan dan prinsip-prinsip revolusi yang digagas oleh Ayatollah Khamenei akan tercapai, dan dia akan menjadi benteng bagi seluruh kekuatan yang berupaya mengembalikan negara itu ke masa lalu.
Bani Sadr Tak Pernah Mengira Khamenei Akan Berbohong
Namun, Bani Sadr tak pernah mengira Khamenei akan berbohong. Dilaporkan VOA, Selasa (12/2/2019), saat ditanya apakah terkejut dengan perubahan yang terjadi ketika Khamenei mulai menunjukkan kecenderungan menciptakan rezim otoriter berdasarkan Islam Syiah; Bani Sadr mengatakan tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa pemimpin keagamaan itu akan berbohong kepada rakyat.
Bani Sadr mengatakan dia hampir yakin bahwa pemimpin keagamaan itu tidak akan berbohong dan tidak berhasrat duduk di kekuasaan karena berdasarkan sejarah, peran pemimpin keagamaan di Iran adalah untuk mengkritisi mereka yang duduk di kekuasaan, terutama diktator.
Jadi, tutur Bani Sadr, dia tidak membayangkan akan terbentuknya kediktatoran baru sebagaimana yang terjadi di Prancis atau Rusia di mana terbentuk kediktatoran pasca revolusi.
Bani Sadr mengenang kembali bagaimana pasca revolusi itu dia dipilih sebagai presiden oleh mayoritas rakyat. Namun, Khamenei mengatakan kepada tim-nya bahwa sekalipun 35 juta orang dari 38 juta jumlah penduduk Iran tahun 1979 itu mengatakan 'ya' untuk suatu hal, dia akan mengatakan tidak.