Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

5.000 Warga Sipil Mariupol Tewas akibat Invasi Rusia, 210 di Antaranya Anak-anak

Selasa, 29 Maret 2022 - 11:47:00 WIB
5.000 Warga Sipil Mariupol Tewas akibat Invasi Rusia, 210 di Antaranya Anak-anak
5.000 orang tewas di Mariupol, Ukraina sejak Rusia menginvasi 24 Februari lalu. (Foto: AP Photo)
Advertisement . Scroll to see content

MARIUPOL, iNews.id - Hampir 5.000 orang tewas di Mariupol, Ukraina sejak Rusia menginvasi 24 Februari lalu. Dari ribuan korban tewas, 210 di antaranya merupakan anak-anak. 

Juru bicara Wali Kota Mariupol, Senin (28/3/2022) mengatakan serangan tentara Rusia juga menghancurkan kota dan membuat puluhan ribu warga harus hidup tanpa listrik dan bahan makan yang terbatas.

Belum diketahui bagimana Wali Kota, Vadym Boichenko menghitung jumlah korban tewas. Kantor Boichenko mengatakan 90 persen bangunan Mariupol telah rusak dan 40 persen hancur,termasuk rumah sakit, sekolah, taman kanak-kanak dan pabrik.

Sekitar 140.000 orang telah meninggalkan kota di Laut Azov sebelum pengepungan Rusia dimulai. Sebanyak 150.000 orang telah keluar sejak itu. Sementara kini masih ada 170.000 penduduk yang masih di sana. Sayangnya, angka ini tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters.

Boichenko, yang tidak lagi berada di Mariupol  mengatakan di televisi nasional pada Senin pagi, sekitar 160.000 warga sipil masih terjebak di kota itu.

"Orang-orang berada di luar garis bencana kemanusiaan. Kita harus mengevakuasi Mariupol sepenuhnya," katanya.

Mengutip laporan intelijen tentang kemungkinan "provokasi" Rusia di sepanjang rute, Ukraina mengatakan tidak mungkin untuk membuat koridor yang aman pada hari Senin. 

Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari, membantah menargetkan warga sipil. Rusia juga menyalahkan Ukraina atas kegagalan berulang kali untuk menyepakati koridor yang aman bagi penduduk yang terjebak.

"Federasi Rusia sedang bermain dengan kami. Kami berada di tangan penjajah," kata Boichenko.

Kedua belah pihak melanjutkan pembicaraan damai pada hari Selasa di Turki.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut