Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Langgar Gencatan Senjata, Serangan Israel Tewaskan 24 Warga Gaza Sehari 
Advertisement . Scroll to see content

650 Hari Serangan Israel ke Gaza, Kerugian Tembus Rp1.000 Triliun

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:02:00 WIB
650 Hari Serangan Israel ke Gaza, Kerugian Tembus Rp1.000 Triliun
Laporan Kantor Media Pemerinah Gaza total kerugian akibat agresi militer Israel mencapai 62 miliar dolar AS atau setara Rp1.012 triliun (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

GAZA, iNews.id - Perang Israel di Jalur Gaza telah berlangsung lebih dari 650 hari, meninggalkan kehancuran luar biasa dan krisis kemanusiaan paling parah dalam sejarah wilayah itu. Berdasarkan laporan Kantor Media Pemerinah Gaza, total kerugian ekonomi akibat agresi militer Israel telah mencapai 62 miliar dolar AS atau setara Rp1.012 triliun.

Angka itu mencerminkan dampak gabungan dari kehancuran infrastruktur, hilangnya sumber penghidupan, kelumpuhan sektor kesehatan dan pendidikan, serta runtuhnya aktivitas ekonomi secara menyeluruh.

Kota Mati: 88 Persen Wilayah Gaza Tak Layak Huni

Sejak awal serangan besar-besaran pada Oktober 2023, lebih dari 84.000 bangunan di Gaza, termasuk rumah warga, sekolah, rumah sakit, dan pasar, hancur total atau rusak berat. 

Sekitar 88 persen wilayah Gaza kini dinyatakan tak layak huni, menurut data Kantor Media Pemerintah Gaza.

“Gaza berubah jadi gurun beton. Rumah-rumah jadi reruntuhan, sekolah jadi puing. Tak ada lagi yang bisa disebut kota,” ujar seorang relawan kemanusiaan dari LSM internasional.

Pertanian Lenyap, Ekonomi Gaza Lumpuh

Sektor pertanian yang dulunya menopang ekonomi Gaza juga tak luput dari kehancuran. Sekitar 92 persen dari lahan pertanian subur rusak parah atau tak bisa diakses. 

Infrastruktur irigasi dihancurkan, dan tanah terkontaminasi limbah perang. Hasilnya, produksi pangan nyaris berhenti dan ketergantungan terhadap bantuan internasional meningkat tajam. Dari sektor pertanian saja, kerugian yang dialami warga Gaza mencapai 2,2 miliar dolar AS.

Tingkat pengangguran pun melonjak drastis, dengan lebih dari 60 persen populasi usia kerja kehilangan mata pencaharian.

Krisis Air Bersih dan Energi

Laporan terbaru juga menunjukkan kelumpuhan total sistem air bersih dan listrik. Hanya 2 persen air bersih tersedia untuk lebih dari 2 juta warga Gaza. 

Wabah penyakit seperti diare, hepatitis, dan infeksi kulit mewabah di kamp-kamp pengungsian akibat krisis sanitasi ekstrem.

Sementara itu, listrik hanya tersedia beberapa jam dalam sepekan, dengan rumah sakit bergantung pada generator darurat yang bahan bakarnya terus menipis karena blokade Israel.

Rekonstruksi Perlu 20 Tahun jika Perang Berhenti

Menurut estimasi Bank Dunia dan UNDP, dibutuhkan lebih dari 20 tahun untuk membangun kembali Gaza, dengan syarat tidak ada konflik lanjutan dan blokade dicabut. Namun, hingga kini, tidak ada tanda-tanda gencatan senjata permanen, apalagi dimulainya rekonstruksi.

“Gaza telah kehilangan satu generasi. Sekarang bukan hanya soal pembangunan, tapi soal bagaimana menyelamatkan masa depan manusia di sini,” kata seorang ekonom Palestina dari Ramallah.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut