Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Freeport Temukan Harta Karun Emas-Tembaga Baru di Papua!
Advertisement . Scroll to see content

80 Orang Hilang Disapu Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar

Rabu, 22 Desember 2021 - 13:31:00 WIB
80 Orang Hilang Disapu Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar
Sekitar 80 pekerja hilang akibat longsor di tambang batu giok Hpakant, Myanmar (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id - Puluhan orang hilang akibat longsor di tambang batu giok di Hpakant, Negara Bagian Kachin, Myamnar, Rabu (22/12/2021), sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Diperkirakan sekitar 80 pekerja tersapu longsor ke danau oleh  limbah pertambangan.

Seorang pejabat lembaga masyarakat sipil Yayasan Pengembangan Jaringan Kachin, Dashi Naw Lawn, mengatakan proses pencarian masih berlangsung.

"Pihak berwenang tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 dan masih melakukan pencarian," kata Naw Lawn, seraya menambahkan sejauh ini belum ada korban tewas yang ditemukan, dikutip dari Reuters.

Media online lokal Mizzima dan Khit Thit juga melaporkan puluhan orang hilang dalam musibah di pusat industri batu giok rahasia Myanmar itu. Ini merupakan kejadian kedua dalam sepekan terakhir. Tanah longsor pada akhir pekan lalu menewaskan setidaknya enam orang.

Tanah longsor serta kecelakaan lainnya kerap terjadi di tambang Hpakant yang manajemen keselamatan kerajanya tak diatur dengan baik. Para pekerjanya merupakan kalangan miskin yang direkrut dari penjuru negara itu. Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan diperparah dengan kemersotan ekonomi dipicu kudeta militer pada Februari lalu menarik banyak warga Myanmar untuk mencari peruntungan di tambang batu giok itu. Hasil tambang dari Hpakant diekspor ke China.

Sayangnya, mereka tak terlindungi dengan sistem keselamatan kerja yang memadai. Pada Juli 2020, lebih dari 170 orang, sebagian besar pekerja dari wilayah lain, tewas akibat longsor.

Myanmar menyumbang 90 persen dari batu giok dunia. Sebagian besar berasal dari Hpakant. Kelompok hak asasi manusia (HAM) menyatakan, perusahaan pertambangan yang memiliki hubungan dengan elite militer dan kelompok etnis bersenjata itu meraup miliaran dolar AS setiap tahun.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut