Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Afrika Selatan Tolak Serahkan Kepresidenan G20 kepada Amerika di KTT, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

9 Senjata Iran yang Ditakuti Amerika, dari Rudal Balistik hingga Drone Siluman

Rabu, 11 September 2024 - 17:45:00 WIB
9 Senjata Iran yang Ditakuti Amerika, dari Rudal Balistik hingga Drone Siluman
Daftar senjata Iran yang ditakuti Amerika Serikat, salah satunya drone siluman (Foto: Handout)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Deretan senjata Iran yang ditakuti Amerika Serikat (AS) menarik diketahui di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Bagi AS dan sekutunya Israel, Iran menjadi ancaman terbesar di kawasan. 

Kekhawatiran AS dan Israel berkaitan dengan program nuklir Iran yang disebut-sebut diarahkan untuk membuat senjata, bukan saja kepentingan sipil. Iran selalu membantah sedang mengembangkan senjata nuklir.

Senjata Iran ditakuti Amerika Serikat yang dibahas pada artikel ini tentu saja bukan yang mengancam langsung teritori negeri Paman Sam, melainkan kepentingannya di kawasan. AS memiliki banyak pangkalan militer di Timur Tengah yang bisa saja menjadi target serangan Iran.

Selain itu, senjata-senjata tersebut bisa digunakan untuk menyerang Israel, termasuk mungkin jika Iran mengubah doktrin nuklirnya.

AS keluar dari kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) mengenai pengendalian program nuklir Iran. Sebagai imbalannya negara-negara Barat mencabut sanksi terhadap Iran

Kesepakatan yang melibatkan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu diteken pada 2015 di masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Namun Presiden Donald Trump menarik keanggotaan AS pada 2018 kemudian menjatuhkan sanksi kembali yang memukul perekonomian Iran.

Sebagai respons, Iran juga keluar dari kesepakatan dengan melakukan pengayaan uranium di atas ambang batas yang ditentukan dalam JCPOA. Para pejabat AS dan Israel menyebut, level uranium yang diperkaya tersebut telah mendekati kebutuhan untuk membuat senjata.

Namun Iran bisa saja mengubah doktrin nuklir jika eksistensi neganya diganggu Israel. Pada pertengahan April lalu, Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Israel melibatkan 200 lebih drone dan rudal balistik. Serangan itu sebagai balas dendam atas gempuran militer Zionis terhadap kantor misi diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.

Meski demikian, Iran menegaskan serangan saat itu bukan bertujuan untuk menghancurkan, melainkan sekadar memberi kejutan bagi negara Yahudi itu.

Kamal Kharrazi, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, pada Mei lalu mengatakan, negaranya belum punya rencana untuk membuat senjata nuklir. Namun jika terancam oleh Israel, sikap itu bisa saja berubah.

“Kami tidak punya keputusan untuk membuat bom nuklir, tapi jika eksistensi Iran terancam, tidak ada pilihan selain mengubah doktrin militer kami,” kata Kharrazi.

Dia memberi isyarat bahwa Iran punya kemampuan membuat senjata nuklir.

“Jika terjadi serangan terhadap fasilitas nuklir kami oleh rezim Zionis (Israel), (sistem) pencegahan kami bisa berubah,” kata Kharrazi, merujuk pada fatwa Khamenei.

Khamenei pada 2000-an mengeluarkan fatwa yang melarang pengembangan senjata nuklir. Dia mengulangi kembali sikap itu pada 2019.

"Membuat dan menimbun bom nuklir adalah salah dan menggunakannya adalah haram. Meskipun kita punya teknologi nuklir, Iran dengan tegas menghindarinya," kata Khamenei, saat itu.

Terlepas dari senjata nuklir, Iran memiliki rudal-rudal pembawa hulu ledak konvensional yang tak kalah mematikan.

Berikut 9 senjata Iran paling ditakuti Amerika Serikat:

1. Rudal Sejjil

Sejjil merupakan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat. Pengembangan rudal Sejjil kemungkinan dimulai pada akhir 1990-an dengan desain yang diambil dari rudal-rudal Iran sebelumnya, seperti rudal balistik jarak pendek (SRBM) Zelzal. 

Rudal Sejjil memiliki panjang 18 m, diameter 1,25 m, dan berat peluncuran keseluruhan 23.600 kg. Rudal ini dapat membawa muatan sekitar 700 kg dengan jangkauan hingga 2.000 km. 

2. Khaibar

Khaibar, juga dikenal dengan Khorramshahr-4, adalah rudal balistik jarak menengah dari generasi keempat keluarga Khorramshahr. Diproduksi oleh Kementerian Pertahanan Iran, rudal ini memiliki jangkauan 2.000 km dan kemampuan membawa hulu ledak seberat 1.500 kg. 

Nama Khorramshahr diambil dari kota di Iran, lokasi pertempuran sengit selama Perang Irak-Iran pada 1980-an.

3. Emad

Rudal Emad merupakan pengembangan signifikan dalam program rudal Iran dengan jangkauan sekitar 1.700 km dan bisa menggendong hulu ledak 750 kg. 

Rudal ini merupakan varian dari Shahab-3, yang dimodelkan berdasarkan rudal Nodong milik Korea Utara. Emad merupakan rudal balistik permukaan ke permukaan pertama Iran yang presisi dan memiliki jarak jauh.

Emad dilengkapi teknologi yang memungkinkannya bisa bermanuver sehingga yang meningkatkan akurasinya hingga 500 meter dari targetnya. 

4. Shahab-3

Shahab-3 merupakan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar cair. Rudal yang bisa dibawa di jalan raya menggunakan kendaraan ini dikembangkan berdasarkan basis Nodong-1 milik Korut. 

Shabab-3 memiliki jangkauan 1.000 km saat muatannya hulu ledaknya 1.200 kg. Bisa juga menjangkau target 2.000 km dengan muatan hulu ledak lebih ringan. 

Kelebihan dari rudal ini adalah menggunakan teknologi pemandu dari China untuk meningkatkan akurasi serangan secara signifikan. Sasaran utama dari Shahab-3 adalah pangkalan udara atau target lain yang memiliki area luas.

Shahab-3 dioperasikan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), bukan tentara konvensional, Artesh.

5. Ghadr

Ghadr-110 atau Qadr-110 adalah rudal balistik jarak menengah. Rudal ini merupakan versi perbaikan dari Shahab-3A. bahan bakarnya menggabungkan cair, yakni untuk penggunaan tahap pertama dan padat untuk tahap kedua. Perpaduan itu memungkinkan Ghadr menjangkau target sejauh 1.500 km.

Meski demikian Iran memproduksi Ghadr-110 dalam tiga tipe. Qadr S dengan jangkauan 1.350 km, Qadr H dengan jangkauan 1.650 km, dan Qadr F dengan jangkauan 1.950 km.

Qadr-110 bisa membawa hulu ledak seberat 650 hingga 1.000 kg. Sementara Qadr F membawa hulu ledak lebih berat lagi. 

7. Fattah-2

Fattah-2 adalah versi baru dari rudal hipersonik yang dikembangkan Iran. Muatannya adalah kombinasi kendaraan luncur hipersonik (HGV) dan rudal jelajah hipersonik (HCM). 

Namun rudal ini dilaporkan masih dalam tahap pengembangan dan diperkirakan bisa diproduksi dalam banyak versi. Rudal Fattah-2 menggunakan konfigurasi rudal jelajah hipersonik dengan mesin roket berbahan bakar cair, bukan mesin ramjet. 

Rudal ini memiliki jangkauan 1.500 hingga 1.800 km dan dirancang untuk bermanuver dan mengenai target tanpa terdeteksi.

Bentuk keseluruhan hulu ledak luncur Fattah-2 mirip dengan rudal Boeing X-51.

7. Kheibar Shekan

Kheibar Shekan adalah rudal balistik jarak menengah yang dioperasikan oleh pasukan dirgantara IRGC. Ini adalah rudal generasi ketiga dari IRGC yang diluncurkan pada 2022. 

Kheibar Shekan menggunakan bahan bakar padat dan memiliki radius operasi pasti lebih dari 1.400 km. Kemampuan manuver rudal ini sangat tinggi dibandingkan rudal sejenisnya, menjadikannya rudal balistik jarak jauh dan rudal bidik.

Rudal ini bisa dianggap sebagai senjata generasi baru dan hasil mutasi. Kemampuannya adalah bisa bermanuver untuk menembus sistem pertahanan musuh.

8. Haj Qasem

Haj Qasem adalah rudal balistik jarak menengah yang mmeiliki jangkauan 1.400 km. Bobot hulu ledak yang dibawanya mencapai 500 kg. 

Rudal ini diresmikan pada 20 Agustus 2020, namanya diambil dari mendiang Jenderal Qasem Soleimani. Rudal Haj Qasem dianggap sebagai generasi baru rudal Fateh-110 dan memiliki kemampuan menembus sistem pertahanan musuh.

Haj Qasem dirancang untuk bermanuver dan mengenai target tanpa terdeteksi. Memiliki panjang 11 meter, rudal berbobot 7 ton ini bisa melesat dengan kecepatan maksimum Mach 12. 

9. Drone Tempur dan Siluman

Senjata Iran yang ditakuti Amerika selanjutnya adalah drone tempur dan siluman. Teknologi drone Iran dilaporkan maju pesat setelah menembak jatuh drone siluman RQ-170 milik AS pada 2011.

Saat itu drone AS sedang menjalankan misi pengintaian di wilayah udara Iran. Militer Iran berhasil menjatuhkannya melalui peperangan elektronik.

Puing-puing pesawat yang masih berfungsi itu kemudian dipelajari secara ekstensif dan digunakan untuk mengembangkan drone tempur dan pengintaian. 

Selain itu ada spekulasi bahwa Iran juga mengembangkan drone tempur dan pengintai bersama China.

Mantan bos Mossad Danny Yatom mengatakan, drone pengintai Iran diyakini telah beroperasi di langit Israel pada 2018.

“Itu adalah operasi yang canggih. UAV (kendaraan udara tak berawak) itu hampir merupakan replika persis dari pesawat nirawak AS yang jatuh di wilayah mereka. Jika meledak di suatu tempat di Israel, mungkin tidak mungkin untuk mengidentifikasinya sebagai pesawat nirawak buatan Iran," kata Yatom.

Drone siluman Iran itu juga mampu menghindari sistem pertahanan Israel termasuk rudal Patriot buatan AS.

Oleh karena itu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terpaksa mengerahkan helikopter untuk menjatuhkannya. 

Drone siluman Iran mungkin merupakan paling mumpuni. Beberapa desain baru seperti Shahed 191 telah diluncurkan sejak 2018. Iran adalah satu-satunya negara selain China dan AS yang mengembangkan drone serang.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut