9 Warga AS Tewas Ditembak dan Dibakar oleh Geng Kriminal Meksiko, Trump Geram
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram sembilan warganya dari klan Mormon tewas dibunuh oleh geng kriminal di Meksiko.
Klan Mormon biasanya memiliki dua kewarganegaraan yakni AS dan Meksiko. Mereka terusir dari AS sejak lama dan menetap di wilayah Meksiko dekat perbatasan dengan AS.
Sembilan korban tersebut merupakan tiga perempuan dewasa dan enam anak-anak. Mereka diserang di tiga mobil dalam perjalanan ke bandara, tepatnya antara Sonora dan Chihuahua. Lima dari sembilan korban merupakan satu keluarga, terdiri dari satu perempuan dewasa dan empat anak, yang ditembaki dan dibakar di dalam mobil.
Enam anak lainnya mengalami luka akibat tembakan dan satu lainnya hilang setelah melarikan diri ke hutan saat penyerangan.
Trump menawarkan bantuan kepada Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador untuk memburu para pelaku. Lokasi penyerangan merupakan daerah rawan kejahatan narkoba dan perampokan.
“Jika Meksiko membutuhkan atau meminta bantuan untuk melenyapkan monster-monster ini, Amerika Serikat akan siap, mau dan bisa untuk terlibat, melaksanakan tugas dengan cepat dan efektif,” kata Trump, dalam cuitan seperti dilaporkan kembali AFP, Rabu (6/11/2019).
Trump juga memuji Obrador yang memprioritaskan perlawanan terhadap perdagangan narkoba. Namun dia memperingatkan bahwa para kartel sudah semakin besar dan berkuasa sehingga membutuhkan militer yang kuat untuk melawannya.
“Sudah waktunya bagi Meksiko, dengan bantuan dari Amerika serikat, untuk melancarkan perang terhadap kartel narkoba dan menyapu mereka dari permukaan bumi,” katanya.
Sementara itu Obrador merespons tawaran Trump dengan akan bekerja sama dengan otoritas AS guna memberikan keadilan kepada keluarga korban.
Namun Obrador menegaskan tak akan memulai kembali perang melawan kartel narkoba sebagaimana dilakulan para pendahulunya. Obrador sebelumnya menyatakan berakhirnya perang terhadap para penjahat narkoba yang telah berlangsung sejak 2006 dan menewaskan lebih dari 250.000 orang.
“Kami tak sependapat (dengan Trump) untuk hal ini. Perang hanya persamaan kata dari ketidakrasionalan,” ujarnya, menjelaskan.
Melalui cuitan, Obrador juga menyampaikan terima kasih kepada Trump atas dukungan dalam mengungkap kasus ini.
Editor: Anton Suhartono