ABK WNI Hadapi Masalah di Luar Negeri? Ini yang Harus Dilakukan
CAPE TOWN, iNews.id - Konsulat Jenderal RI (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan, menggelar latihan peningkatan kapasitas (life skills) untuk para anak buah kapal (ABK) Indonesia, Minggu (23/6/2024). Kegiatan ini merupakan salah satu misi penting Pemerintah RI untuk meningkatkan perlindungan para ABK.
Life skills umumnya diselenggarakan di Rumah Singgah ABK Indonesia, namun kali ini dilaksanakan di KJRI. Kegiatan dilaksanakan pada saat kapal mereka docking di pelabuhan waterfront, Cape Town.
Seratusan ABK hadir dalam kegiatan ini., yakni berasal dari kapal Tongyong 808 (Korea), More (Ukraina), Censhing (Taiwan), Full Always (Taiwan), dan Edinburgh (Belize).
Konsul Jenderal (Konjen) RI di Cape Town Tudiono menjelaskan kegiatan life skills bagi ABK yang digelar rutin merupakan komitmen nyata Pemerintah Indonesia dalam memberikan pelindungan dan pelayanan kepada warganya, khususnya yang berada di luar negeri.
Komitmen dan keseriusan dalam menberikan perlindungan adalah amanah UUD 1945, UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, dan peraturan lainnya.
Acara Life Skills bagi para ABK selain memperkuat tali silaturahmi mereka dengan KJRI, juga menjadi forum konsultasi dan menampung permasalahan-permasalahan yang dihadapi para ABK sehingga bisa dicarikan solusinya. Oleh karena itu, KJRI mendorong setiap ABK tidak segan dan sungkan mengutarakan permasalahannya.
Konsul Protokol dan Konsuler KJRI Cape Town Faiez Maulana dalam paparannya menekankan pentingnya setiap ABK untuk memperhatikan masa izin tinggal sementara yang diproses dan distempel di paspor saat mereka bersandar di Cape Town. Setiap kali kapal penangkap ikan bersandar di pelabuhan, agen akan mengurus keperluan kapal untuk berlayar kembali, seperti air bersih, bahan baku memasak, dan lainnya, termasuk masa izin tinggal sementara.
Persiapan kapal biasanya membutuhkan waktu 1 pekan hingga 1 bulan, tergantung pada kondisi dan keperluan kapal. Kelalaian dalam memperhatikan masa izin tinggal sementara tersebut dapat menyebabkan para ABK dianggap overstayer sehingga mereka akan dideportasi ke Indonesia.
Selain itu, diplomat asal Aceh yang mulai berkarier di Kemlu RI sejak 2009 itu mendesak ABK mengunduh aplikasi Safe Travel. Aplikasi itu akan membantu WNI dalam mengetahui informasi dan kondisi mengenai negara tujuan.
Aplikasi Safe Travel dikembangkan Kemlu RI dan tersedia di App Store maupun Play Store. Aplikasi ini merupakan jawaban atas kebutuhan WNI terkait informasi negara tujuan.
Safe Travel memiliki panic button sehingga jika WNI mengalami masalah darurat bisa menekannya sehingga akan terhubung dengan Perwakilan RI di seluruh dunia.
Konjen Tudiono menambahkan, setiap masalah yang dihadapi ABK dapat disampaikan ke KJRI melalui grup WhatsApp, saat bertemu langsung di ISC, atau melalui website pedulwni yang dikeluka Kemlu.
Komitmen dan upaya nyata tersebut menjadi faktor penting yang mengantarkan KJRI Cape Town mendapat penghargaan WBK dari KemenpanRB pada Desember 2022.
Di akhir acara, KJRI membagikan bantuan logistik kepada para ABK berupa vitamin, alat kebersihan, jaket parasut, sepatu boot hingga makanan khas Indonesia.
Editor: Anton Suhartono