Afghanistan Krisis, Pemerintahan Taliban Bayar Upah Pekerja dengan Gandum
KABUL, iNews.id - Afghanistan menghadapi krisis ekonomi yang pelik setelah negara asing menghentikan bantuan serta membekukan aset pemerintah negara itu setelah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu. Pemerintahan Taliban pun cari cara untuk tetap bisa menghidupi warganya dalam kesulitan ini.
Salah satu yang dilakukan adalah membayar gaji pekerja pemerintah dengan gandum, bukan pakai mata uang lokal afgani.
Seorang pekerja honorer di Kabul, Khan Ali (43), mengatakan cara ini cukup bagus untuk tetap bisa memberi makan keluarganya. Dia harus berjuang menghidupi keluarga terdiri dari enam orang sejak kehilangan bisnisnya sebagai pedagang di pasar.
"Untuk saat ini ini bagus, setidaknya kami tidak mati kelaparan," kata Ali, dikutip dari Reuters, Rabu (27/10/2021).
Dia menambahkan gandum yang dibayarkan sebagai gaji memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, namun ini jauh lebih baik.
"Tentu saja tidak cukup, tapi dalam situasi ini di mana semua warga Afghanistan mengeluh tak ada pekerjaan dan kemiskinan, ini bagus," kata pria yang terpaksa menjual gerobak dagangannya untuk bertahan hidup.
Pemerintah membayar Ali dengan 10 kg gandum belum digiling per hari sebagai bayaran atas jasanya merawat sistem pengairan dan drainase di Kabul.
Para pejabat Afghanistan pada Minggu (24/10/2021) mengumumkan program padat karya, di mana 66.000 ton gandum akan diberikan kepada 44.000 pekerja honorer.
Para pekerja itu sebagian besar dikerahkan untuk membangun infrastuktur pencegah banjir bandang yang biasa melanda Kabul di musim hujan serta menggali parit untuk menyalurkan air ke penampungan.
Badan-badan PBB memperkirakan hanya 5 persen rumah tangga di Afghanistan yang punya cukup makanan. Sebagian besar bantuan internasional dicabut memicu antrean panjang warga untuk menarik dana mereka di kantor-kantor bank. Penarikan dijatah menjadi 20.000 afghani atau sekitar 200 dolar AS setiap pekan guna mengelola persediaan uang yang semakin menipis.
Editor: Anton Suhartono