Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bung Towel Yakin Timnas Bisa Menang: Kualitas Arab Saudi dan Irak Tak Bagus-Bagus Banget
Advertisement . Scroll to see content

Akibat Kekeringan Ekstrem, Kota Kuno Irak Berusia 3.400 Tahun Muncul Lagi dari Sungai Tigris

Kamis, 02 Juni 2022 - 19:42:00 WIB
Akibat Kekeringan Ekstrem, Kota Kuno Irak Berusia 3.400 Tahun Muncul Lagi dari Sungai Tigris
Reruntuhan kota kuno berusia 3.400 tahun yang muncul kembali dari Sungai Tigris di Irak. (Foto: Universitas Tubingen)
Advertisement . Scroll to see content

BAGHDAD, iNews.id – Para arkeolog menemukan kembali reruntuhan kota berusia 3.400 tahun di Irak akibat kekeringan ekstrem sebagai dampak krisis iklim. Tim peneliti Jerman dan Kurdi menemukan kota dari era Kekaisaran Mittani itu—yang dulu terletak di Sungai Tigris. 

Alarabiyah melansir, reruntuhan kota itu muncul dari perairan Waduk Mosul awal tahun ini, karena permukaan air turun dengan cepat akibat kekeringan di Irak. Para arkeolog percaya bahwa reruntuhan yang mencakup istana dan beberapa bangunan besar itu mungkin adalah sisa-sisa Kota Zakhiku kuno. Kota itu pernah menjadi pusat penting di Kekaisaran Mittani antara 1550 dan 1350 SM.

Sebagai salah satu negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, Irak telah mengalami beberapa kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir. Bagian selatan negara itu juga menderita kekeringan ekstrem selama berbulan-bulan, ungkap peneliti dari Universitas Tubingen Jerman dalam sebuah pernyataan.

Sejak Desember 2021, sejumlah besar air dari Waduk Mosul telah digunakan untuk mencegah tanaman mengering. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya kembali kota dari Zaman Perunggu itu. Saat kota tersebut tenggelam beberapa dekade yang lalu, para peneliti belum sempat melakukan penyelidikan arkeologis terhadap situs itu sebelumnya. 

Reruntuhan kota kuno itu terletak di Kemune, Wilayah Kurdistan Irak.

Arkeolog Kurdi yang menjabat ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, Dr Hasan Ahmed Qasim, bersama arkeolog asal Jerman, Dr Ivana Puljiz dari Universitas Freiburg, serta Dr Peter Pfalzner dari Universitas Tubingen secara spontan memutuskan untuk melakukan penggalian di situs itu. Mereka berusaha melakukan penyelamatan bersama terhadap peninggalan arkeologis itu di Kemune. 

Penggalian dimulai pada Januari dan Februari 2022, bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok (Wilayah Kurdistan Irak). Setelah terbentuk tim, pendanaan untuk usaha tersebut disetujui pemerintah dalam beberapa hari berikutnya.

Di bawah tekanan waktu yang sangat besar, tim peneliti menemukan beberapa bangunan lain serta benteng besar tembok dan menara.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut