Aljazair Sebut Penjajahan Prancis Kejahatan dan Tuntut Ganti Rugi, Ini Jawaban Paris
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 2017 pernah menyebut penjajahan Prancis di Aljazair sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun, ia menolak menyampaikan permintaan maaf resmi. Sikap itu kembali ditegaskannya pada 2023 dengan menyatakan tidak memiliki kewajiban untuk meminta maaf.
Hubungan kedua negara memang terus memburuk sejak 2024, ketika Prancis mengakui rencana Maroko memasukkan Sahara Barat ke dalam wilayah kedaulatannya. Aljazair, yang mendukung Front Polisario untuk kemerdekaan Sahara Barat, menarik duta besarnya dari Paris dan menuduh Prancis melampaui batas.
Ketegangan meningkat lagi setelah Macron mengusulkan pengetatan visa bagi diplomat dan pejabat Aljazair. Aljazair membalas dengan mengusir diplomat Prancis, yang kemudian dibalas Paris dengan menarik duta besarnya serta mengusir 12 diplomat Aljazair.
Prancis menjajah Aljazair dari 1830 hingga 1962. Hingga kini, warisan kolonial tersebut masih menjadi sumber perselisihan. Aljazair menyebut sekitar 1,5 juta orang tewas selama perang kemerdekaan 1954-1962, sementara sejarawan Prancis memperkirakan jumlah korban sekitar 500.000 orang, termasuk sekitar 400.000 warga Aljazair.
Editor: Anton Suhartono