Amerika Akan Uji Coba Senjata Nuklir di Bawah Tanah, Ledakan Skala Kecil
 
                 
                WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) akan melakukan uji coba senjata nuklir lagi, namun bukan dalam skala besar seperti pada masa Perang Dingin. Uji coba kali ini akan dilakukan dalam bentuk ledakan kecil dan terkendali, kemungkinan besar di bawah tanah, demi menjaga keamanan dan meminimalkan dampak lingkungan.
Keputusan ini diumumkan menyusul perintah langsung dari Presiden Donald Trump untuk melanjutkan program uji coba senjata pemusnah massal tersebut. Pemerintah menilai langkah ini perlu dilakukan guna memastikan kesiapan sistem persenjataan nuklir AS di tengah meningkatnya ketegangan global.
 
                                Uji Coba Terkendali Tanpa Awan Jamur
Senator AS dari Partai Republik Tom Cotton mengatakan, publik tidak perlu khawatir akan munculnya ledakan besar atau awan jamur seperti yang identik dengan uji coba nuklir masa lalu.
 
                                        “Kita tidak sedang membicarakan peledakan skala besar dengan awan jamur di gurun atau di Pasifik Selatan. Kita sedang membicarakan peledakan sangat kecil, terkendali, dan mungkin terjadi di bawah tanah,” ujar Cotton kepada Fox News, dikutip Jumat (31/10/2025).
Cotton menambahkan, tujuan utama pengujian ini adalah untuk mengevaluasi keandalan sistem nuklir AS, bukan untuk unjuk kekuatan atau menimbulkan ketegangan baru dengan negara lain.
 
                                        Militer Pastikan Sistem Nuklir Siap Digunakan
Dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, Wakil Laksamana Angkatan Laut Richard Correll juga menegaskan kesiapan sistem pertahanan nuklir negaranya. Ia menjelaskan bahwa setiap komponen senjata nuklir AS telah melalui pengujian berlapis untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik saat dibutuhkan.
“Kami memiliki program pengujian yang ketat terhadap kemampuan nuklir, dan itu dilakukan oleh, dengan, dan melalui angkatan bersenjata,” kata Correll.
Correll, yang tengah mengikuti uji kelayakan untuk posisi komandan Komando Strategis AS (STRATCOM), menyatakan keyakinannya bahwa sistem nuklir AS “akan berfungsi jika diperlukan.”