Amerika Serikat Mulai Terbebani Biayai Perang Ukraina, Sebut Anggaran Segera Habis
NEW YORK, iNews.id - Direktur Anggaran Gedung Putih Amerika Serikat (AS) Shalanda Young mengingatkan pimpinan Partai Republik Mike Johnson terkait anggaran dana untuk perang Ukraina. Pemerintah AS mulai terbebani untuk membiayai perang itu.
Melansir dari Reuters, Senin (4/12/2023), Presiden Joe Biden sebelumnya mengajikan 106 miliar dolar untuk mendanai Ukraina, Israel, dan keamanan perbatasan AS.
Partai Republik yang menguasai parlemen dan oposisi dari Biden belum menyetujui anggaran itu.
Young mengatakan dalam surat yang dirilis oleh Gedung Putih bahwa menghentikan pendanaan dan aliran senjata ke Ukraina akan meningkatkan kemungkinan kemenangan Rusia.
"Saya ingin jelas tanpa tindakan kongres, menjelang akhir tahun, kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan untuk Ukraina dan untuk menyediakan peralatan dari stok militer AS," tulisnya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan tak akan berdamai dengan Ukraina. Rusia akan terus menggempur Ukraina sampai akhir 2024.
"Perkiraan saya adalah Putin tak akan mewujudkan perdamaian atau perdamaian berarti sebelum dia mengetahui hasil pilpres kita," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Rabu (29/11/2023).
Dia menambahkan, perkiraan itu bukan pandangan pribadi, namun sudah menjadi pemahaman luas di kalangan pejabat AS, bahkan negara-negara anggota NATO.
"Ini merupakan konteks di mana semua sekutu mengungkapkan dukungan kuat untuk Ukraina," ujarnya, merujuk pada pertemuan NATO di Brussel, Belgia, pada Selasa kemarin.
Pilpres AS 2024 diperkirakan akan menjadi pengulangan pada 2000 yang mempertemukan Joe Biden dan Donald Trump. Konvensi Partai Republik diperkirakan akan meloloskan Trump untuk maju dalam pilpres karena dia menjadi calon terkuat dibandingkan politisi lainnya.
Trump merupakan sosok yang vokal mengkritisi dukungan AS untuk Ukraina. Dia kerap mengatakan, negara-negara sekutu di Eropa seharusnya berkontribusi lebih besar daripada AS dalam membantu Ukraina karena kedekatan geografis.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq