Anggota Parlemen Inggris Ramai-Ramai Tolak Kunjungan Presiden Israel Herzog
LONDON, iNews.id - Anggota parlemen Inggris ramai-ramai menolak kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog pekan ini. Mereka menyerukan kepada Perdana Menteri Keir Starmer serta para menteri untuk tidak menemuinya.
Banyak menteri Inggris didesak untuk tidak bertemu Herzog yang dijadwalkan melakukan kunjungan selama 2 hari pekan ini.
Seorang anggota parlemen independen mengatakan, Herzog menuduh semua warga Jalur Gaza bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sehingga mereka berhak atas dampak serangan tersebut.
"Ini orang (Herzog) seharusnya berada di Den Haag (Belanda), bukan di BBC," kata mantan politisi Partai Buruh itu, dalam wawancara dengan BBC, merujuk pada markas Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Pada kesempatan lain di media sosial X, politisi itu menyebut rencana Herzog bertemu para menteri Partai Buruh sebagai tindakan sangat menjijikkan. Dia menuduh Partai Buruh memenuhi syarat disebut sebagai Partai Genosida.
"Herzog harus ditangkap atas kejahatan perang saat dia menginjakkan kaki di tanah Inggris," ujarnya lagi.
Mantan politisi Partai Buruh lainnya, John McDonnell, mengatakan kunjungan Herzog mempermalukan Inggris.
Sarah Champion, ketua Komite Khusus Pembangunan Internasional Parlemen, berharap laporan mengenai rencana kunjungan Herzog tidak benar.
"Inggris telah menyadari 'risiko nyata' genosida yang dilancarkan oleh Israel, jadi kecuali pertemuan ini tentang perdamaian, pesan apa yang bisa kita kirim," ujarnya, di X.
Emily Thornberry, ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen, memiliki pandangan lain. Menurut dia, kepada surat kabar The Guardian, pertemuan tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberikan pandangan kepada Presiden Herzog.
Kunjungan Herzog, direncanakan pada Kamis mendatang, diperkirakan memicu demonstrasi besar di London untuk menolak kedatangannya.
Palestina Solidarity Campaign, salah satu penyelenggara demonstrasi pro-Palestina, mendesak warga untuk mengikuti aksi protes tersebut guna menegaskan Herzog tak diterima di Inggris karena genosida.
Editor: Anton Suhartono