Anwar Ibrahim Kembali Diserang Netizen, Tolak Mercy S-600 tapi Pakai Sepatu Branded 

KUALA LUMPUR, iNews.id - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim kembali menjadi sasaran sarkas netizen. Dia pun merespons dalam cuitan, menyinggung soal fitnah dan kritikan kepada dirinya. Pria 75 tahun itu menegaskan siap menerima kritik, tapi bukan fitnah.

Dalam cuitan Anwar juga menjelaskan soal sepatu branded yang digunakannya agar tak berkembang menjadi spekulasi liar. Anwar menegaskan sepatu itu merupakan hadiah dari Penguasa Johor Sultan Ibrahim bin Sultan Iskandar 2 tahun silam.

Baca Juga

Ini Perbandingkan Kekuatan Israel Vs Iran pada 2025, Siapa Lebih Unggul?

"Boleh saja jika ingin bertanya, tapi jangan membawa narasi yang memfitnah," katanya, dalam cuitan, Selasa (29/11/2022), seperti dilaporkan kembali The Star.

Sebelumnya seorang netizen bertanya kepada Anwar di Twitter soal sepatu itu. Anwar menolak mobil dinas Mercedes Benz S600, tapi di sisi lain menggunakan sepatu mahal.

Baca Juga

Heboh Gantengnya Pengawal Anwar Ibrahim, Netizen Sampai Salah Fokus

Anwar pada Minggu mengatakan tidak akan menggunakan mobil baru yang disediakan Departemen Perdana Menteri. Dia akan menggunakan kendaraan yang sudah tersedia untuk operasional sehari-hari. Alasannya, dia tak mau ada anggaran baru untuk fasilitas dirinya.

Sebelumnya Anwar Ibrahim meminta kepolisian bertindak setelah dituduh sebagai agen Israel. Pihak yang diduga melontarkan tuduhan itu juga bukan orang biasa, melainkan pejabat partai terkemuka Malaysia.

Baca Juga

Anwar Ibrahim Sentil PNS Malaysia: Disiplin Tingkat Tinggi dan Hormati Hukum!

Bukan hanya Anwar, Menteri Besar Johor Onn Hafiz Ghazi pada Juli lalu juga menjadi sasaran kritik netizen karena menggunakan sepatu branded. Dia menegaskan sepatunya merupakan hadiah dari Sultan Ibrahim.

Baca Juga

Anwar Ibrahim Murka Dituduh sebagai Agen Israel, Minta Polisi Bertindak

Dalam pernyataan di Facebook, Ghazi mengatakan Sultan Ibrahim memberikan hadiah itu bukan hanya kepada dirinya melainkan beberapa orang, yakni anggota dewan eksekutif negara bagian saat itu serta PNS. Tujuannya untuk memotivasi mereka memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat.

"Tuduhan dan serangan tak berdasar harus segera dihentikan," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono