AS Beri Lagi Ukraina Bantuan Militer Rp11,49 Triliun, Ada Heli Mi-17 untuk Afghanistan Juga
WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat kembali memberikan bantuan militer tambahan ke Ukraina senilai 800 juta dolar AS (Rp11,49 triliun). Langkah itu menyusul pengumuman oleh Presiden Joe Biden, Rabu (13/4/2022) waktu setempat.
Bantuan dari negeri Paman Sam itu juga mencakup artileri berat, dan diharapkan dapat mendukung persiapan Kiev menjelang serangan besar Rusia yang diperkirakan akan terjadi di Ukraina Timur.
Dengan adanya paket baru tersebut, total bantuan militer yang sudah digelontorkan Washington DC ke Ukraina sejak dimulainya serangan Rusia pada 24 Februari lalu sampai kini sudah menembus 2,5 miliar dolar AS (Rp35,9 triliun).
Menurut Biden, bantuan militer AS kali ini antara lain terdiri atas sistem artileri, peluru artileri, kendaraan pengangkut personel lapis baja, dan kapal pertahanan pantai tak berawak. Dia juga mengatakan telah menyetujui transfer helikopter tambahan.
“Kami tidak bisa beristirahat sekarang. Seperti yang saya yakinkan kepada Presiden Zelensky (Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky), rakyat Amerika akan terus berdiri bersama rakyat Ukraina yang berani dalam perjuangan mereka untuk kebebasan,” ungkap Biden dalam sebuah pernyataan tertulis, dikutip Reuters, Kamis (14/4/2022).
Paket bantuan yang dikucurkan AS ke Ukraina juga mencakup 11 helikopter Mi-17. Sedianya, kendaraan militer itu dialokasikan Washington DC untuk Afghanistan, sebelum pemerintahan Kabul yang didukung AS diruntuhkan Taliban tahun lalu.
Bantuan militer dari Amerika juga termasuk 18 howitzer 155mm, bersama dengan 40.000 peluru artileri, radar kontraartileri, 200 pengangkut personel lapis baja, dan 300 drone Switchblade tambahan.
Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat memberikan howitzer ke Ukraina.
Juru Bicara Pentagon (Departemen Pertahanan AS), John Kirby mengatakan, beberapa sistem senjata seperti howitzer dan radar, harus digunakan oleh tenaga yang terlatih. Karena itu, pihaknya akan memberikan pelatihan tambahan untuk pasukan Ukraina yang tidak terbiasa menggunakan peralatan militer Amerika.
Bantuan terbaru dari AS ini bakal didanai menggunakan Otoritas Penarikan Presiden (PDA). Lewat cara itu, presiden dapat mengizinkan pengiriman barang dan layanan dari persediaan yang dimiliki AS ke luar negeri, tanpa persetujuan Kongres (parlemen) dalam menanggapi keadaan darurat.
Zelensky sebelumnya juga telah memohon-mohon kepada para pemimpin AS dan Eropa agar menyediakan senjata dan peralatan yang lebih berat. Dengan begitu, Ukraina dapat menangkal serangan Rusia berikutnya.
Rusia menyebut tindakan militernya di Ukraina sebagai “operasi khusus” untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina. Moskow juga mengungkapkan keinginannya untuk menangkap para nasionalis berbahaya di Ukraina.
Pada Rabu kemarin, Rusia berhasil menguasai Pelabuhan Mariupol di tenggara Ukraina. Lebih dari 1.000 marinir Ukraina menyerah kepada pasukan Moskow di kota itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil