Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Akan Masukkan Kartel Narkoba Terbesar Venezuela dalam Daftar Teroris, Jadi Alasan Serangan?
Advertisement . Scroll to see content

AS Hargai Presiden Nicolas Maduro Rp800 Miliar, Venezuela: Pertunjukan Sirkus!

Jumat, 08 Agustus 2025 - 15:06:00 WIB
AS Hargai Presiden Nicolas Maduro Rp800 Miliar, Venezuela: Pertunjukan Sirkus!
Venezuela mengomentari sayembara senilai 50 juta dolar AS atau sekitar Rp814 miliar yang digelar pemerintah AS untuk menangkap Presiden Nicolas Maduro.
Advertisement . Scroll to see content

KARAKAS, iNews.id - Pemerintah Venezuela mengomentari sayembara senilai 50 juta dolar AS atau sekitar Rp814 miliar yang digelar pemerintah Amerika Serikat untuk menangkap Presiden Nicolas Maduro.

Nilai hadiah tersebut naik dua kali lipat dibandingkan 25 juta dolar AS yang diumumkan Departemen Luar Negeri AS pada Januari lalu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Venezuela Yvan Gil menyebut sayembara 50 juta dolar merupakan pertunjukan sirkus serta menunjukkan keputusasaan AS dalam menangkap Maduro.

Dia juga menilai, pengumuman yang disampaikan Jaksa Agung Pam Bondi pada Kamis (7/8/2025) itu sebagai upaya mengalihkan isu dari permasalahan di dalam negeri yang sedang dihadapi.

"Hadiah menyedihkan Pamela Bondi adalah kedok paling konyol yang pernah kita saksikan. Sementara kita membongkar rencana teroris yang diorganisasi di negaranya, perempuan ini justru mengorganisasi sirkus media untuk menyenangkan kelompok sayap kanan Venezuela yang kalah," ujar Gil.

Dia dengan tegas menolak propaganda politik AS seraya menambahkan bahwa pertunjukan Bondi hanya lelucon untuk menyelamatkan dirinya dari berbagai permasalahan yang dihadapi.

Dalam pengumuman di media sosial X, Bondi menuduh Maduro terlibat dengan kartel narkoba serta bekerja sama dengan kelompok-kelompok kriminal seperti Tren de Aragua dan Kartel Sinaloa.

Maduro dilantik sebagai presiden pada 10 Januari 2025 untuk periode ketiga setelah Venezuela menggelar pilpres pada Juli 2024. Pilpres itu ditengarai penuh kecurangan hingga muncul desakan internasional agar dia mengundurkan diri.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut