AS Impor Uranium dari Rusia, Jumlahnya Malah Naik 2 Kali Lipat saat Perang Ukraina
MOSKOW, iNews.id - Amerika Serikat dilaporkan membeli 416 ton uranium dari Rusia pada paruh pertama tahun ini. Jumlah itu 2,2 kali lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan merupakan jumlah terbesar sejak 2005.
Perincian tersebut didapat berdasarkan perhitungan kantor berita Sputnik, dengan menggunakan data sistem statistik federal AS.
Dalam enam bulan pertama 2022, AS membeli 188 ton uranium dari Rusia. Sementara pada Januari-Juli 2005, jumlahnya mencapai 418 ton.
Rusia hanya memasok bahan bakar uranium-235 yang diperkaya ke Amerika. Uranium jenis itu merupakan produk “radioaktif” utama yang diimpor negeri Paman Sam. Namun, dalam analisisnya, data statistik federal AS juga memperhitungkan data impor uranium alam dan uranium yang sudah habis, yang dibeli Washington DC dari negara-negara lain.
Adapun biaya impor uranium Rusia yang dibelanjakan Amerika sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 696,5 juta dolar AS. Angka itu juga tercatat sebagai nilai yang tertinggi sejak 2002, tahun ketika AS mulai mengelompokkan datanya berdasarkan bulan. Biaya impor uranium Rusia oleh AS dikatakan meningkat 2,5 kali lipat dari tahun ke tahun, dan pangsa Rusia dalam impor uranium AS meningkat sebesar 13 poin persentase menjadi 32 persen.
Amerika juga secara signifikan meningkatkan pembelian uranium dari Inggris pada 2023 sebesar 28 persen menjadi 383,1 juta dolar AS. Jumlah tersebut sekira 18 persen dari total seluruh impor uranium negara adidaya itu. Peningkatan paling signifikan tahun ini terjadi pada impor uranium dari Prancis, yang mencapai 319 juta dolar AS, atau 15 persen dari keseluruhan impor uranium Amerika pada 2023. Tahun lalu, uranium yang diterima Washington DC dari Paris nilainya hanya 1,9 juta dolar AS.
Perusahaan-perusahaan listrik tenaga nuklir AS bergantung pada uranium murah yang diperkaya buatan Rusia. Pada Juni lalu, The New York Times melaporkan, perusahaan-perusahaan Amerika membelanjakan sekitar 1 miliar dolar AS kepada perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, untuk membeli bahan bakar nuklir yang menghasilkan lebih dari separuh energi nuklir AS.
Editor: Ahmad Islamy Jamil