AS Izinkan Pengobatan Pasien Covid-19 Pakai Plasma Darah
WASHINGTON, iNews.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan izin penggunaan plasma darah dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh untuk terapi penyakit.
Presiden Donald Trump sehari sebelumnya menyalahkan FDA karena menghalangi peluncuran vaksin dan obat Covid-19 demi alasan politik.
Dalam cuitannya, Trump menyinggung Direktur FDA Stephen Hahn dengan mengatakan 'deep state' atau orang dalam di kalangan pejabat serta siapa pun di FDA mempersulit produsen obat yang akan menguji coba vaksin dan obat.
"Jelas, mereka berharap dapat menunda jawaban sampai setelah 3 November. Harus fokus pada kecepatan dan menyelamatkan nyawa," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Senin (24/8/2020).
Hahn mengaku dirinya atau pejabat lain belum berkomunikasi dengan Trump. Dia memastikan keputusan untuk menggunakan plasma darah itu tidak terkait dengan Trump.
FDA menjelaskan, bukti awal menunjukkan plasma darah mampu mengurangi angka kematian dan meningkatkan kesehatan pasien ketika diberikan pada 3 hari pertama perawatan rumah sakit.
"Sepertinya produk ini aman dan kami terus melihat tanda-tanda keamanan yang tidak mengkhawatirkan," kata Direktur Center for Biologics Evaluation and Research (CBER) FDA, Peter Marks.
FDA juga menetapkan plasma darah sebagai prosedur aman dalam menganalisis 20.000 pasien. Hingga kini 70.000 pasien telah diobati menggunakan plasma darah.
Pasien paling diuntungkan dari pengobatan ini merupakan mereka yang berusia di bawah 80 tahun dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
Mereka memiliki tingkat kesembuhan 35 persen lebih baik, sebulan usai menjalani pengobatan.
Editor: Anton Suhartono