Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wapres AS JD Vance Bertengkar dengan Menlu Rubio gara-gara Ukraina?
Advertisement . Scroll to see content

AS Keluar dari UNESCO, Singgung Alasan Anti-Israel

Rabu, 23 Juli 2025 - 07:03:00 WIB
AS Keluar dari UNESCO, Singgung Alasan Anti-Israel
Amerika Serikat mengumumkan akan menarik diri dari keanggotaan badan PBB UNESCO (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan menarik diri dari keanggotaan Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Keputusan ini disampaikan oleh Gedung Putih pada Selasa (22/7/2025), dengan alasan UNESCO memiliki kecenderungan anti-Israel dan program-program dinilai memicu perpecahan sosial.

Presiden AS Donald Trump, yang kembali menjabat setelah kemenangan dalam pemilu November lalu, memerintahkan evaluasi keanggotaan AS di UNESCO selama 90 hari, dimulai sejak Februari. Hasil evaluasi itu menjadi dasar keputusan untuk keluar sebagaimana diumumkan Wakil Juru Bicara Gedung Putih, Anna Kelly.

“Presiden Trump telah memutuskan untuk menarik Amerika Serikat keluar dari UNESCO,” ujar Kelly, seperti dikutip The New York Post. 

Dia menambahkan berbagai agenda sosial dan budaya yang didorong UNESCO dianggap bertentangan dengan nilai-nilai dan pilihan kebijakan rakyat Amerika.

Pemerintah AS menilai organisasi di bawah naungan PBB tersebut memiliki kecenderungan anti-Amerika dan anti-Israel, serta mempromosikan agenda yang disebut sebagai “woke.” 

Salah satu hal yang paling dipermasalahkan adalah apa yang dianggap sebagai bias pro-Palestina dan pro-China yang kerap terlihat dalam berbagai inisiatif UNESCO.

Seorang pejabat Gedung Putih menjelaskan kebijakan Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (Diversity, Equity, and Inclusion) yang digaungkan UNESCO, serta proyek-proyek sosial seperti Transforming MEN'talities, menjadi sorotan dalam evaluasi. 

Program Transforming MEN'talities, misalnya, dianggap sebagai upaya untuk mengubah cara berpikir pria terkait norma gender, yang dinilai terlalu progresif oleh pemerintahan Trump.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut