Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Disebut Tak Tahu Terima Kasih oleh Trump, Jawaban Zelensky Mengejutkan
Advertisement . Scroll to see content

AS Kesal Satelit Mata-matanya Dibuntuti 2 Satelit Rusia

Rabu, 12 Februari 2020 - 08:37:00 WIB
AS Kesal Satelit Mata-matanya Dibuntuti 2 Satelit Rusia
John Raymond (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengomentari tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa dua satelit Moskow membuntuti satelit mata-mata Washington.

AS menuduh Rusia melakukan tindakan yang mengganggu serta menuntut adanya respons mendesak.

Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov mengonfirmasi pihaknya telah menerima pesan tersebut dari Washington dan akan merespons setelah mempelajarinya lebih lanjut.

Namun dia menegaskan kondisi ini merupakan hal lumrah dan dilakukan oleh banyak negara.

"Mengenai manuver benda-benda ini di luar angkasa, ini merupakan praktik yang dilakukan banyak negara," ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (12/2/2020).

Tuduhan AS itu pertama kali diungkap oleh kepala Pasukan Luar Angkasa (Space Force) AS, John Raymond, dalam wawancara dengan majalah Time.

Dia mengatakan satelit Rusia bermanuver mendekati satelit AS setelah diluncurkan ke orbit pada November 2019 dengan jarak 160 kilometer.

"Kami menganggap perilaku ini tidak biasa dan mengganggu. Itu berpotensi menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa," kata Raymond, kepada Time.

Dia sebelumnya mengeluarkan pernyataan kepada pers bahwa satelit penguntit itu mirip dengan satelit yang dikerahkan Rusia pada 2017. Pemerintah Rusia menyebutnya dengan 'satelit inspektur'.

Pasukan Luar Angkasa dibentuk pada Desember 2019 dan menjadi kekuatan militer keenam AS, setelah angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, marinir, dan coast guard.

Presiden Donald Trump, saat membentuk pasukan ini mengatakan, luar angkasa merupakan medan peperangan baru sehingga perlu menjadi perhatian.

"Akan ada banyak hal terjadi di luar angkasa, karena wilayah ini merupakan domain perang terbaru di dunia," kata Trump, saat itu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut