AS Kirim Gugus Tempur Kapal Induk, Venezuela: Ancaman Paling Serius sejak 100 Tahun!
KARAKAS, iNews.id - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela meningkat tajam setelah Washington memerintahkan pengerahan gugus tempur kapal induk USS Gerald Ford ke kawasan Karibia. Langkah ini memicu kemarahan Karakas yang menyebutnya sebagai “ancaman militer paling signifikan dalam 100 tahun terakhir.”
Pemerintah Venezuela menilai pengiriman armada perang tersebut bukan sekadar operasi melawan kartel narkoba, seperti klaim AS, melainkan bentuk tekanan politik dan ancaman langsung terhadap kedaulatan negara mereka.
Gugus Tempur AS Bergerak ke Karibia
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Sean Parnell, menyebut Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan kapal induk USS Gerald Ford dan lima kapal perang destroyer untuk memperkuat operasi di wilayah Amerika Latin. Washington berdalih misi ini untuk menghentikan aktivitas ilegal yang membahayakan keamanan AS di Belahan Barat.
Pengerahan ini menambah kekuatan besar AS di Karibia, di mana saat ini sudah ditempatkan sekitar 6.000 personel Angkatan Laut dan Marinir di delapan kapal perang. Selain itu, Washington juga menyiapkan 4.500 pasukan tambahan untuk memperkuat operasi.
Kapal induk USS Gerald Ford masih berada di Laut Mediterania, namun akan segera menuju perairan Karibia dalam waktu dekat.
CIA Diberi Izin Operasi di Venezuela
Ketegangan meningkat setelah Presiden Donald Trump memberi wewenang kepada CIA untuk melakukan operasi rahasia di wilayah Venezuela.
Trump menuduh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro berkoordinasi dengan kelompok kriminal internasional dan menyelundupkan narkoba ke AS, tuduhan yang disebut para pengamat sebagai tidak berdasar dan bermuatan politik.
Padahal, laporan intelijen AS menunjukkan bahwa Venezuela bukan pemain utama dalam jaringan perdagangan narkoba global. Sejumlah pakar menilai tuduhan tersebut hanyalah dalih bagi Washington untuk memperluas operasi militernya di Amerika Latin.
Venezuela Tidak Akan Jadi Boneka AS
Menanggapi langkah AS, Menteri Luar Negeri Venezuela Vladimir Padrino menegaskan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan militer AS. Venezuela siap menghadapi segala kemungkinan jika serangan benar-benar dilakukan.
“Tafsirkan sesuka Anda. Angkatan Bersenjata Venezuela tidak akan mengizinkan pemerintahan di sini yang tunduk pada kepentingan Amerika Serikat,” katanya.
“Ini adalah ancaman militer paling signifikan dalam 100 tahun terakhir,” ujarnya lagi.
Padrino menambahkan, Venezuela tetap menginginkan perdamaian dan stabilitas, namun tidak akan membiarkan intervensi asing mengancam kedaulatan nasional.
Dunia Internasional Peringatkan AS
Sejumlah pejabat PBB dan pakar hukum internasional mengecam langkah AS tersebut. Mereka menyebut tindakan Washington melanggar hukum internasional dan berpotensi memicu konflik terbuka di kawasan Amerika Latin.
“Serangan tanpa dasar terhadap kapal atau wilayah negara lain adalah pelanggaran terhadap Piagam PBB,” tulis seorang pejabat PBB yang menolak disebut namanya.
Langkah AS ini juga dianggap mencerminkan kebijakan luar negeri Donald Trump yang semakin agresif, terutama di tahun-tahun akhir masa jabatannya, dengan menjadikan Venezuela sebagai target tekanan militer dan politik.
Editor: Anton Suhartono