AS: Korut Perintahkan Tembak Mati Penyelundup dari China untuk Cegah Covid-19
WASHINGTON DC, iNews.id – Otoritas Korea Utara telah mengeluarkan perintah tembak mati terhadap para penyelundup untuk mencegah masuknya virus corona (Covid-19) ke negara itu dari China. Hal itu diungkapkan oleh komandan pangkalan militer AS yang terdapat di Korea Selatan.
AFP melansir, Korea Utara dengan sistem kesehatannya yang amburadul sampai hari ini belum mengonfirmasi satu pun kasus infeksi Covid-19 yang telah melanda dunia sejak pertama kali muncul di China, akhir tahun lalu. Tiongkok adalah sekutu utama Korut.
Korut menutup perbatasannya dengan China pada Januari lalu untuk mencoba mencegah kontaminasi Covid-19. Pada Juli, media milik pemerintah menyatakan, Pyongyang telah meningkatkan keadaan daruratnya ke tingkat maksimum.
Komandan Pasukan AS Korea (USFK), Jenderal Robert Abrams mengatakan, penutupan perbatasan oleh Korut itu telah meningkatkan permintaan barang selundupan di dalam negeri. Maraknya penyelundupan ke negara komunis itu mendorong pihak berwenang di Korut untuk turun tangan.
Korea Utara pun telah memperkenalkan “zona penyangga baru”. “(Zona itu) berjarak 1-2 kilometer di wilayah perbatasannya dengan China,” ungkap Abrams dalam konferensi daring yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington DC, Kamis (10/9/2020).
“Mereka punya SOF (Pasukan Operasi Khusus) Korea Utara di luar sana. Pasukan serang mereka telah menerima perintah tembak mati di tempat (terhadap setiap penyelundup),” ujarnya.
Menurut Abrams, penutupan perbatasan itu dengan sendirinya mempercepat efek sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS pada Korut atas program nuklirnya. Impor barang-barang dari China ke negara yang terisolasi itu pun turun 85 persen.
Di samping itu, Korut juga tengah disibukkan dengan dampak Topan Maysak yang meluluhlantakkan 2.000 rumah di negara itu. Dengan melihat semua kondisi tersebut, Abrams memperkirakan tidak akan ada ancaman atau provokasi besar yang ditunjukkan Korut dalam waktu dekat.
Akan tetapi, CSIS baru-baru ini menerbitkan gambar satelit galangan kapal Sinpo milik Angkatan Laut Korut—yang menurut para ahli menunjukkan adanya aktivitas persiapan untuk uji coba rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam.
Uji coba rudal Korut yang baru itu sudah barang tentu akan menjadi pertanda lain mandeknya pembahasan denuklirisasi antara Washington DC dan Pyongyang, meski ada banyak pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump.
Editor: Ahmad Islamy Jamil