AS Masih Bisa Kerja Sama dengan China Tekan Program Senjata Pemusnah Massal Korut
WASHINGTON, iNews.id - Hubungan Amerika Serikat dan China terus memanas sejak munculnya Covid-19, namun demikian kedua negara tak menutup peluang untuk bekerja sama melawan ancaman Korea Utara. Demikian pernyataan pejabat senior Amerika Serikat.
"Program senjata pemusnah masal dan misil balistik Korea Utara meruskan kepentingan strategis bersama kami dalam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. China setuju bahwa diplomasi adalah pendekatan yang lebih disukai untuk menyelesaikan masalah denuklirisasi Korea Utara," kata Wakil Sekretaris Negara, Stephen Biegun, dikutip dari Reuters, Kamis (23/7/2020).
Stephen mengatakan China telah mengurangi aktivitas perdagangannya dengan Korea Utara dalam upaya mendesak Pyongyang melakukan proses diplomatik untuk membawa perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea.
Sejak 2017 lalu, China menerapkan sanksi dagang terhadap Korea Utara dalam wujud pembatasan bahan bakar minyak dan penghentian pembelian tekstil. Sanksi Beijing dianggap akan semakin mencederai ekonomi Korut mengingat negara tersebut juga sedang dilanda sanksi oleh negara-negara Barat.
"Kami akan melibatkan China lebih sering itu urusan itu (sanksi pada Korut)," ujarnya.
Hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara merenggang setelah pembicaraan program denuklirisasi pada Oktober 2019 antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un gagal terwujud.
Setelah itu, Korut mengklaim beberapa kali berhasil menguji coba misil antar-benua yang bisa menjangkau Amerika Serikat, serta uji coba rudal berhulu ledak nuklir.
Kepentingan Amerika di Semenanjung Korea semakin terganggu setelah Korut memutus komunikasi dengan Korea Selatan, yang merupakan sekutu AS, serta menghancurkan kantor penghubung Korea pada Juni lalu.
Presiden Donald Trump menyebut Korea Utara merupakan ancaman nyata di wilayah Indo-Pasifik, bukan cuma bagi Korsel tetapi juga sekutu AS lainnya seperti Jepang dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Editor: Arif Budiwinarto