Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jakarta Dinobatkan sebagai Ibu Kota Terpadat Dunia! 42 Juta Jiwa Menumpuk, Johar Baru Jadi Sorotan
Advertisement . Scroll to see content

AS Sebut Serangan ke Fasilitas Nuklir Sah sebagai Pembelaan Diri, Iran Murka

Selasa, 01 Juli 2025 - 08:06:00 WIB
AS Sebut Serangan ke Fasilitas Nuklir Sah sebagai Pembelaan Diri, Iran Murka
Iran menolak keras pernyataan Amerika Serikat yang membenarkan serangannya terhadap fasilitas nuklir dengan alasan untuk membela diri (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Iran menolak keras pernyataan Amerika Serikat (AS) yang membenarkan serangannya terhadap fasilitas nuklir dengan alasan untuk membela diri. Militer AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni dengan dalih untuk melenyapkan program nuklir negara tersebut yang menjadi ancaman bagi AS dan sekutu-sekutunya di kawasan. 

“Saya ingin dengan tegas menolak dan mengutuk keras pembenaran tidak berdasar dan cacat hukum, serta tuduhan tidak berdasar, sebagaimana disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat dalam suratnya tertanggal 27 Juni 2025," demikian isi surat Iran yang ditandatangani Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani yang dirilis Senin (30/6/2025).

Disebutkan, klaim AS mengenai pembelaan diri kolektif untuk membenarkan agresinya tidak berdasar secara hukum.

Misi Iran di PBB juga mendesak Dewan Keamanan PBB dan Sekjen Antonio Guterres untuk mengambil tindakan tegas serta mengutuk penggunaan kekuatan yang melanggar hukum oleh AS.

Iran mendesak PBB untuk meminta pertanggungjawaban Israel dan Amerika Serikat (AS) atas serangan selama 12 hari. Israel bersama AS terlibat dalam serangan sejak 13 hingga 24 Juni dengan dalih melucuti program senjata nuklir Iran.

Sebelumnya, dalam surat terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, mengirim surat kepada Sekjen PBB Antonio Guterres. Dia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mendeklarasikan bahwa Israel dan AS sebagai pemrakarsa agresi. 

Araghchi juga menuntut kedua negara itu memberikan ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan selama perang 12 hari.

"Kami secara resmi meminta Dewan Keamanan untuk mengakui rezim Israel dan Amerika Serikat sebagai pemrakarsa tindakan agresi dan mengakui tanggung jawab mereka selanjutnya, termasuk membayar kompensasi dan ganti rugi," kata Araghchi.

Araghchi juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk meminta pertanggungjawaban pihak-pihak lain yang bertanggung jawab atas agresi serta mencegah terulangnya kejahatan tersebut.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut