AS Ternyata Sudah 8 Tahun Punya 12 Pangkalan Mata-Mata di Ukraina Sepanjang Perbatasan Rusia
NEW YORK, iNews.id - Amerika Serikat dilaporkan membentuk jaringan pangkalan mata-mata di Ukraina selama delapan tahun terakhir. Di antaranya terdapat 12 pangkalan operasi garis depan di sepanjang perbatasan Rusia, yang terlibat dalam operasi melawan Moskow.
Hal itu terkuak dalam laporan The New York Times (NYT) pada Minggu (25/2/2024), dengan mengutip para pejabat Ukraina dan AS. Dikatakan bahwa Badan intelijen AS dan Ukraina memperdalam kerja sama pascakudeta 2014 di Ukraina atas inisiatif Kiev. Kepala mata-mata Ukraina saat itu, Valentyn Nalyvaichenko, mengungkapkannya kepada surat kabar Amerika tersebut.
Pada 2015, Jenderal Valeriy Kondratiuk, yang kala itu menjabat sebagai kepala intelijen militer Ukraina, tiba di AS untuk bertemu dengan wakil kepala stasiun CIA (Badan Intelijen Pusat AS). Jenderal itu menyerahkan sejumlah berkas rahasia, termasuk informasi perinci tentang desain kapal selam nuklir terbaru Rusia.
Disebutkan pula bahwa Kondratiuk tertarik bekerja sama dengan CIA untuk memperkuat lembaganya. Sementara Washington DC juga melihat hubungan seperti itu saling menguntungkan.
Pada 2016, CIA mulai melatih unit komando elite Ukraina yang dikenal sebagai Unit 2245 untuk menangkap drone dan peralatan komunikasi Rusia. Dengan begitu, para ahli CIA dapat merekayasa balik dan memecahkan sistem enkripsi Rusia.
Seorang komandan intelijen Ukraina, Jenderal Serhii Dvoretskiy mengatakan kepada NYT bahwa Kiev menggunakan peralatan komunikasi dan server komputer besar untuk membobol jaringan komunikasi aman Rusia. Beberapa di antara peralatan itu dibiayai oleh CIA. Selain itu, Dvoretskiy mencatat bahwa militer Ukraina juga meretas satelit mata-mata Belarusia dan China.
NYT melaporkan, selama bertahun-tahun, CIA telah memberikan dana dan peralatan kepada badan intelijen Ukraina. Mereka juga memberikan pelatihan kepada mata-mata Ukraina yang beroperasi di Rusia, Eropa, dan Kuba.
Surat kabar itu juga menjelaskan, ketika Rusia melancarkan operasi militernya pada Februari 2022, para petugas CIA tetap berada di wilayah Ukraina. Mereka memberikan dukungan intelijen ke Kiev, termasuk informasi tentang di mana Moskow berencana menyerang dan sistem senjata apa yang akan digunakan.
Namun, Ukraina kadang-kadang melanggar persyaratan kerja sama Gedung Putih, dengan melancarkan pembunuhan dan operasi mematikan lainnya. Para pejabat AS pun marah atas hal itu dan mengancam akan memutus dukungan, namun mereka tidak pernah melakukannya.
Sejak Februari 2022, Direktur CIA William Burns mengunjungi Ukraina sebanyak 10 kali, yang terakhir pada 15 Februari. Dia mencoba meyakinkan para pemimpin Ukraina mengenai alasan di balik terhentinya bantuan AS saat ini.
Editor: Ahmad Islamy Jamil