AS Terus Umbar Sanksi ke Rusia, Incar Perusahaan Pemasok Alat Pertahanan
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan sanksi terbaru untuk Rusia, kali ini menargetkan perusahaan-perusahaan yang menyediakan barang dan jasa untuk militer serta dinas intelijen. Surat kabar The Wall Street Journal (WSJ), mengutip sumber pejabat, melaporkan sanksi yang dikeluarkan Departemen Keuangan AS itu akan diumumkan paling cepat pekan depan.
Di antara perusahaan yang diperkirakan akan dijatuhi sanksi adalah Serniya Engineering dan Sertal yang sebelumnya juga masuk dalam daftar hitam larangan ekspor teknologi sensitif perusahaan AS.
AS dan para sekutunya pada Kamis lalu juga meningkatkan tekanan terhadap Rusia terkait invasi ke Ukraina. Negeri Paman Sam memberlakukan sanksi baru terhadap belasan perusahaan pertahanan Rusia, 328 anggota majelis rendah Duma, serta CEO bank terbesar negara itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sanksi dijatuhkan karena para politisi tersebut terus menggunakan kekuatan legislatifnya untuk mengekang para pembangkang serta lawan politik, mengganggu arus kebebasan informasi, serta membatasi hak asasi manusia dan kebebasan mendasar lainnya.
Selain itu, Duma juga dituding mendukung pelanggaran yang dilakukan pemerintah atas kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, termasuk mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) sebagaimana diproklamirkan Presiden Vladimir Putin.
Blinken menambahkan, AS juga menargetkan beberapa elite Rusia dan anggota keluarga mereka dengan memblokir rekening dan pembekuan properti. Sanksi tersebut menyasar 17 anggota dewan PJSC Sovcombank.