Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenko Perekonomian Buka Suara soal Kabar Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal
Advertisement . Scroll to see content

AS Tolak Kemenangan Presiden Nicolas Maduro di Pilpres Venezuela, Beri Pengakuan ke Capres Oposisi

Jumat, 02 Agustus 2024 - 09:25:00 WIB
AS Tolak Kemenangan Presiden Nicolas Maduro di Pilpres Venezuela, Beri Pengakuan ke Capres Oposisi
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (Foto: EPA)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id - Amerika Serikat memutuskan untuk tidak mengakui kemenangan Presiden petahana Nicolas Maduro dalam pemilihan umum Venezuela yang telah berlangsung pekan lalu. Sebaliknya. Washington DC memberikan pengakuan kepada kandidat dari oposisi, Edmundo Gonzalez, sebagai pemenang pilpres tersebut.

"Mengingat bukti yang sangat banyak, jelas bagi Amerika Serikat dan, yang terpenting, bagi rakyat Venezuela bahwa Edmundo Gonzalez Urrutia memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam siaran persnya, Kamis (1/8/2024).

Diplomat top AS itu pun meminta partai-partai Venezuela untuk memulai diskusi tentang transisi kekuasaan secara damai sesuai dengan hukum pemilu Venezuela. Selain itu, kata Blinken, Amerika Serikat menolak tuduhan Maduro terhadap para pemimpin oposisi, termasuk Gonzalez dan María Corina Machado, soal upaya mereka melakukan kudeta di negara Amerika Latin itu.

Awal minggu ini, Maduro mengatakan Gonzalez dan Machado harus diadili. Pernyataan itu menyusul kerusuhan yang mengguncang Venezuela pascapemilihan presiden pekan lalu.

Dewan Pemilihan Nasional Venezuela telah mendeklarasikan Maduro sebagai presiden terpilih untuk periode 2025-2031, setelah rakyat di negara itu memberikan suara di pilpres yang diadakan pada Minggu (28/7/2024) lalu. Menurut dewan itu, Maduro memenangkan pemilihan dengan meraup 51 persen suara pemilih secara nasional.

Aksi protes meletus sehari setelah pemilihan. Hal itu menyebabkan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Ibu Kota Caracas.

Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan bom molotov ke arah aparat penegak hukum. Menurut Kantor Kejaksaan Agung Venezuela, ada 77 polisi terluka. Selain itu, ada lebih dari 1.000 orang ditahan atas tuduhan perusakan infrastruktur negara, hasutan kebencian, dan terorisme dalam kerusuhan tersebut.

Pemerintah Venezuela mengatakan, sejumlah negara ikut campur dalam pemilihan umum di negeri Amerika Selatan itu. Padahal, rakyat Venezuela memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut