AS Tolak Seruan WHO Tangguhkan Vaksinasi Booster, Ini Alasannya
Di saat yang sama, vaksin dari Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson yang didistribusikan di AS, berada di bawah otorisas penggunaan darurat. Pada akhir Juli lalu, panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, mereka tidak dapat merekomendasikan booster di bawah otorisas saat ini.
Meski demikian, otoritas menyuarakan dukungan untuk melakukan vaksin booster kepada orang-orang yang kekebalannya terganggu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus mendesak penghentian vaksinasi booster setidaknya hingga akhir September. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan global. Selain itu juga memungkinkan setidaknya 10 persen populasi di setiap negara sudah divaksinasi.
“Untuk mewujudkan itu, kita membutuhkan kerja sama semua orang, terutama segelintir negara dan perusahaan yang mengendalikan pasokan vaksin global,” katanya saat webinar di Jenewa.
Pada Selasa (3/8/2021), AS mengumumkan telah mendistribusikan lebih dari 110 juta dosis vaksin ke lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Mayoritas dosis telah disumbangkan ke Afrika dan negara lain menerima jumlah kasus Covid-19-nya signifikan.
Brazil telah menerima 3 juta vaksin, Argentina 3,5 juta, Meksiko 4 juta dan Bangladesh 5,5 juta. AS juga berjanji akan menyumbangkan 500 juta dosis vaksi Pfizer untuk 100 negara berpenghasilan rendah.
Editor: Umaya Khusniah