AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dewan Keamanan PBB, Hamas: Arogan!
GAZA, iNews.id - Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengecam veto Amerika Serikat (AS) terhadap draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza.
Menurut Hamas, penggunaan hak veto oleh AS sama saja bentuk dukungan langsung terhadap genosida Israel di Gaza.
"Sikap arogan mencerminkan penghinaan AS terhadap hukum internasional dan penolakan langsung terhadap segala upaya internasional untuk menghentikan pertumpahan darah rakyat Palestina," bunyi pernyataan Hamas, dikutip dari Anadolu, Kamis (5/6/2025).
Hamas juga menyebut sikap AS itu berarti memberikan lampu hijau bagi penjahat perang yakni Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan kebiadabannya terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak, perempuan, dan lanjut usia di Gaza.
Selain itu Hamas kembali menuduh AS terlibat penuh dalam kejahatan Israel yang sedang berlangsung.
Draf resolusi yang diajukan 10 negara terpilih Dewan Keamanan PBB itu menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza.
Slovenia, selaku pemimpin Dewan Keamanan PBB bulan ini, mengungkapkan kegeramannya atas sikap AS tersebut.
"Kami tidak pernah bermaksud untuk memprovokasi veto," kata Duta Besar (Dubes) Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar, setelah pemungutan suara, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (5/6/2025).
Menurut Zbogar, negaranya menyadari adanya sikap berbeda di dalam Dewan Keamanan. Namun dia menyayangkan sikap berbeda tersebut meski draf hanya berfokus pada satu tujuan, yakni membela kemanusiaan.
"Membuat warga sipil kelaparan dan menimbulkan penderitaan sangat besar adalah tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional. Tidak ada satu pun tujuan perang yang bisa membenarkan tindakan seperti itu," katanya.
Tanpa menyebut nama AS, dia menegaskan veto tersebut telah mencegah Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan.
Resolusi tersebut juga mencerminkan dukungan kuat dari negara anggota PBB terhadap upaya organisasi perdamaian dunia dan mitra kemanusiaannya itu untuk mengirim bantuan ke Gaza, sesuai prinsip-prinsip kemanusiaan.
"Sudah cukup penderitaan warga sipil. Sudah cukup makanan digunakan sebagai senjata. Sudah cukup," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono