Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

ASEAN Akhirnya Tunjuk Menlu Brunei Erywan Yusof Utusan Khusus untuk Myanmar

Rabu, 04 Agustus 2021 - 14:26:00 WIB
ASEAN Akhirnya Tunjuk Menlu Brunei Erywan Yusof Utusan Khusus untuk Myanmar
Erywan Yusof ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar (Foto: Kemlu RI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Para menteri luar negeri ASEAN, Rabu (4/8/2021), sepakat menunjuk Menlu Brunei Darussalam Erywan Yusof sebagai utusan khusus untuk Myanmar. Empat sumber diplomatik di ASEAN memastikan penunjukan tersebut kepada Reuters.

Erywan bertugas untuk membantu menengahi konflik di Myanmar, menghentikan kekerasan, serta memulihkan kondisi pasca penggulingan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. 

Ini mengakhiri perdebatan selama beberapa bulan di internal ASEAN yang terpecah mengenai sosok yang tepat untuk menjadi utusan bagi Myanmar.

Pemerintahan junta Myanmar berharap mantan Wakil Menteri Luar Negeri Thailand Virasakdi Futrakul yang mengisi posisi tersebut. Keinginan Myanmar itu membuat penunjukan Erywan yang sejak awal disepakati ASEAN menjadi tertunda.

Pemerintahan junta yang dipimpin Perdana Menteri Min Aung Hlaing memiliki hubungan dekat dengan Thailand.

Jenderal Min Aung Hlaing sebelumnya berjanji segera menggelar pemilihan umum (pemilu) dalam 2 tahun setelah memperpanjang keadaan darurat. Pemerintahannya juga siap bekerja sama dengan utusan khusus yang ditunjuk ASEAN. 

“Myanmar siap bekerja sama dengan ASEAN dalam kerangka ASEAN termasuk dialog dengan Utusan Khusus untuk Myanmar,” kata Min Aung Hlaing, pada Minggu (1/8/2021).

Komisi pemilihan umum bentukan junta militer membatalkan hasil pemilu November 2020 yang dimenangkan partai yang dimpimpin Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) atas tuduhan kecurangan. Ini juga yang menjadi alasan militer menggulingkan Suu Kyi.

Sejak itu muncul perlawanan dari masyarakat di penjuru Myanmar serta kelompok etnis minoritas di perbatasan yang menentang pemerinahan junta. Menurut data kelompok hak sipil Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, hampir 1.000 orang tewas sejak kudeta dan lebih dari 6.000 lainnya ditangkap.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut