Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Horor! 2 Pesawat Ringan Tabrakan di Udara, Pilot Tewas
Advertisement . Scroll to see content

Australia Akhirnya Larang Pendakian ke Puncak Bukit Uluru

Senin, 28 Oktober 2019 - 12:13:00 WIB
Australia Akhirnya Larang Pendakian ke Puncak Bukit Uluru
Bukit Uluru, yang dulu dikenal dengan nama Ayers Rock, dekat Yulara, Northern Territory, Australia tengah. (foto: REUTERS).
Advertisement . Scroll to see content

SYDNEY, iNews.id - Pendakian ke puncak bukit Uluru yang terdapat di tengah benua Australia akhirnya dilarang secara permanen. Penduduk asli Australia sejak lama meminta kepada wisatawan supaya jangan mendaki bukit batu berwarna merah yang tingginya 348 meter itu, karena bukit itu dianggap suci.

Namun penutupan kawasan itu untuk pendakian tidak diterima semua orang.

Ribuan orang berkunjung ke Taman Nasional Uluru dalam beberapa pekan terakhir untuk mendaki bukit batu merah itu terakhir kalinya. Pendakian itu ditutup sejak Jumat (25/10/2019) atas permintaan para pemimpin suku asli Australia, yang percaya bahwa bukit itu punya nilai spiritual dan kebudayaan yang sangat besar.

Menurut mereka, bukit itu dianggap suci dan punya kekuatan spiritual yang tidak ada di tempat lain.

Donald Fraser, pemimpin suku Aborigin, senang bahwa kegiatan pendakian itu sudah dihentikan.

"Beban moril yang kami rasakan selama ini telah hilang, dan itu bisa saya rasakan. Kini bukit itu bisa beristirahat dan menyembuhkan luka-luka yang dideritanya selama ini," ujarnya, seperti dilaporkan Associated Press, Senin (28/10/2019).

Kelompok-kelompok penduduk asli sejak lama meminta pada pengunjung taman nasional itu supaya jangan mendaki bukit Uluru yang lebih tinggi dari menara Eifel di Paris, karena alasan kebudayaan.

Namun sebagian turis yang berhasil mendaki puncak bukit itu pada saat-saat terakhir, tidak keberatan melanggar kehendak penduduk asli, menurut seorang turis yang tidak mau disebut namanya.

"Saya tahu ini adalah topik yang peka. Tapi menurut saya, Australia adalah milik seluruh bangsa Australia. Karena itu saya tidak keberatan kalau ada orang yang ingin mendakinya. Saya juga yakin bahwa manusia yang melihat bukit itu punya instink untuk mendakinya," ujar turis tersebut.

Pada 1985, pemerintah Australia menyerahkan kembali kawasan taman nasional itu kepada penduduk asli Australia.

Menurut para pejabat, larangan pendakian bukit Uluru tidak akan merugikan industri pariwisata lokal, yang penting bagi penduduk di kawasan itu.

Mike Misso, pengelola Taman Nasional Uluru Kata Tjuta, mengatakan jumlah pendaki bukit merah itu juga terus menurun belakangan ini.

"Jumlah orang yang ingin mendaki bukit itu berkurang. Sebelum diumumkannya penutupan, kurang dari 10 persen dari orang yang tadinya mengatakan akan mengadakan pendakian, sungguh-sungguh melaksanakan niatnya itu. Dua dasawarsa yang lalu jumlahnya mencapai 30 persen," ujar Misso.

Kendati tidak dianggap populer oleh semua orang, larangan pendakian itu akan mengakhiri penderitaan spiritual penduduk asli Australia.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut