Badan Meteorologi Saudi: Arafah Kemungkinan Dilanda Hujan saat Wukuf
MEKKAH, iNews.id - Sehari menjelang pelaksanaan Wukuf di Arafah, cuaca di Kota Mekkah dan sekitarnya kurang bersahabat. Angin kencang dan hujan deras menyebabkan beberapa tenda di Arafah ambruk.
Wukuf di Arafah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah haji yang digelar pada 9 Dzulhijjah atau jatuh pada Senin (20/8/2018).
Namun cuaca buruk tak menyurutkan upaya jamaah calon haji untuk beribadah. Mereka beribadah di dalam tenda-tenda sambil berlindung. Sebagian lainnya berjalan dengan susah payah melewati genangan air.
Banyak pula jamaah yang tetap melaksanakan ibadah tawaf di Masjidil Haram sebelum menuju Mina atau Arafah, tempat di mana Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah terakhir.
Sementara itu, kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan, menurut Badan Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan, badai pasir dan hujan kemungkinan masih akan terjadi di tempat-tempat pelaksanaan haji di Mekkah sampai Senin malam.
Juru bicara badan meteorologi, Hussain Al Qahtani, menjelaskan, kondisi ini disebabkan tingginya suhu dan tingkat kelembaban yang akan mencapai puncaknya pada Senin sore.
Menurut dia, suhu di Mekkah mencapai 43 derajat Celsius sedangkan kelembabannya 65 persen. Jarak pandang diperkirakan mencapai tujuh kilometer saja.
Jamaah akan berkumpul di Arafah mulai Senin pagi waktu setempat. Mereka beribadah dengan membaca Alquran, berdo'a, dan mendengarkan khotbah.
Sementara itu untuk mengantisipasi jamaah yang sakit, sejak jauh hari, otoritas kesehatan sudah menyiapkan segala keperluan.
Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah mengatakan, lebih dari 30.000 petugas medis bersiaga di 25 rumah sakit untuk melayani para jamaah secara gratis. Mereka juga siap melaksanakan operasi jika ada jamaah yang mengalami gangguan jantung.
Saudi menargetkan menambah kuota haji dan umrah menjadi 15 juta pada 2020, dan akan menggandakannya lagi menjadi 30 juta pada 2030.
Editor: Anton Suhartono